Buatku, hidup ini tidak lebih penting kecuali memberikan arti bagi kehidupan itu sendiri.saya tidak pernah merasa sudah hidup sebelum bisa menghidupi bagi banyak kehidupan. (Makna Hidup) Sementara kebendaan dan material adalah tempat munculnya kehidupan, dia bukanlah sumber kehidupan. Saya tidak akan pernah bisa hidup tanpa materi (tubuh), and so makan, minum, seks & semua aktifitas kehidupan lainnya. Tapi adanya "saya" menjadi hidup bukanlah untuk materi. (Sarana Hidup)

Thursday, September 28, 2006

Jadikan Hidup Lebih Berharga

Jadikan Hidup Lebih Berharga

Monday, September 25, 2006

Komisi II DPR verifikasi Manggarai Timur

Komisi II DPR verifikasi Manggarai Timur
Borong, PK
Kabupaten Manggarai Timur (KMT) dipastikan menjadi daerah otonom paling lambat tahun 2007 mendatang. Sebab berkas administrasi serta sejumlah persyaratan lainnya sudah lengkap. Bahkan dari 19 wilayah yang diusulkan menjadi daerah otonom berdasarkan hak inisiatif DPR, Manggarai Timur dinyatakan paling lengkap. Hasil verifikasi Komisi II DPR RI bahwa Borong calon Ibu kota Kabupaten Manggarai Tumur juga tidak menemukan hambatan apa pun.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI sekaligus ketua tim verifikasi, H Facruddin, menyampaikan hal itu dalam sambutannya usai meninjau lokasi calon Ibu kota Kabupaten Manggarai Timur di Borong, Sabtu (23/9). Rombongan tim verifikasi calon Kabupaten Manggarai Timur itu terdiri anggota komisi Komisi II, HA Mudjib Rochmat, Ben Vincent Djeharu, Hj. Nidalia Djohansyah Makki, Jazuli Juwaini dan Saut M Hasibuan. Sementara Cipry Aoer dari Komisi X turut datang bersama rombongan serta dua orang sekretariat dan wartawan TVRI.
Menurut Facruddin, jika dari sisi administrasi dan aspirasi tidak ada hambatan, maka yang harus dipersiapkan secara dini adalah menyiapkan infrastruktur yang memadai demi pelayanan kepada masyarakat. Sebab apalah artinya pemekaran wilayah jika tidak mempersiapkan diri secara baik. Inti pemekaran adalah mendekatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. "Ciptakan persatuan dan kesatuan, bangunlah persaudaraan sehingga niat dan aspirasi pemekaran wilayah memberi dampak positif bagi seluruh masyarakat Manggarai Timur," ajak Facruddin.
Dia menjelaskan, selaku komisi yang membidangi otonomi daerah dan sesuai dengan amanat undang-undang, maka Komisi II DPR RI melalui hak inisiatif berhak dan wajib mengajukan pemekaran wilayah. Manggarai Timur termasuk dalam daftar yang diusulkan menjadi daerah otonom. Aspirasi dari semua elemen mencerminkan hakekat dan usulan pemekaran wilayah adalah kebutuhan masyarakat Manggarai Timur. Apalagi setelah mencermati berkas administrasi serta meninjau lokasi tidak ada hambatan sedikit pun. Karena itu tidak ada alasanbagi pemerintah membatalkan rencana pemekaran Kabupaten Manggarai Timur menjadi daerah otonom.
"Bupati, anggota Dewan, tokoh masyarakat dan tua adat sudah bertemu kami di Jakarta. Semua administrasi tidak bermasalah, maka kehadiran kami di Borong ini mau melihat secara dekat rencana pemekaran Kabupaten Manggarai Timur. Kami berkesimpulan usulan pemekaran Manggarai Timur berasal dari kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Semua administrasi dan uji petik lapangan sudah memenuhi persyaratan. Tugas kami kurang lebih dua bulan kalender kerja membahas semua aspirasi dan hasil peninjauan lapangan. Kami komit untuk memperjuangkan secara maksimal pembentukan Manggarai Timur. Sebab, kami sudah melihat kondisi lapangan dan aspirasi masyarakat," katanya.
Sementara anggota tim verifikasi, HA Mudjib Rochmat, Ben Vinseb Djeharu, Hj Nidalia Djohansyah Makki, Jazuli Jumwaini, Saut M Hasibuan, menyatakan komitmen mereka yang sungguh dan ikhlas merealisasikan semua aspirasi masyarakat. "Kami datang dari Jakarta di tengah kesibukan menjelang puasa. Kami komit memekarkan Manggarai Timur menjadi daerah otonom," janji mereka
Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok, mengatakan semua persyaratan sudah lengkap. Masyarakat Manggarai Timur mengharapkan agar aspirasi yang lahir dari kesadaran dan kebutuhan masyarakat dapat diakomodir secepatnya. (lyn)

Sunday, September 24, 2006

Pesan Sri Paus Untuk Hari Doa Panggilan Sedun ia

PESAN SRI PAUS BENEDIKTUS XVI UNTUK HARI DOA PANGGILAN SEDUNIA KE 43
7 MEI 2006 - MINGGU PASKAH KE EMPAT
Tema: Panggilan di dalam misteri Gereja
Rekan-rekan Uskup yang mulia,
Saudara-saudari yang terkasih!
Perayaan Hari Doa Panggilan Sedunia yang akan datang memberiku kesempatan mengundang segenap Umat Allah untuk merefleksikan tema “Panggilan dalam Misteri Gereja”. Rasul Paulus menulis, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus ... sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan ... Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus" (Ef 1:3-5). Sebelum penciptaan dunia, yakni sebelum keberadaan kita, Bapa Surgawi telah memilih kita secara pribadi, memanggil kita untuk mengambil bagian dalam hubungan keputraan denganNya, melalui Yesus, Sabda yang menjelma menjadi manusia, di bawah bimbingan Roh Kudus. Dengan wafat bagi kita, Yesus telah memasukkan kita ke dalam misteri cinta Bapa, cinta yang menyelubungiNya sepenuhnya dan yang telah dipersembahkanNya pada kita semua. Atas cara itu, bersatu dengan Yesus, yang adalah Sang Kepala, kita membentuk satu tubuh, yakni Gereja.
Beban-beban sejarah selama dua millenium mempersulit kita untuk memahami kebaruan misteri ke-Putra Ilahia-an yang menakjubkan itu, yang menjadi pusat ajaran Santo Paulus. Bapa, demikian diinggatkan Paulus, “telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi" (Ef 1:9-10). Dan dengan antusiame, ia menambahkan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara" (Rm 8:28-29). Visi iman itu sungguh mengagumkan: kita dipanggil untuk hidup sebagai saudara-saudari Yesus, untuk merasa sebagai putra dan putri dari Bapa yang sama. Inilah anugerah yang melampaui segala gagasan dan rencana manusia belaka. Pengakuan iman yang sejati membuka lebar pikiran dan hati kita akan misteri Allah yang tiada batasnya, yang meresapi keberadaan manusia. Oleh karenanya, apa yang seharusnya dikatakan terhadap godaan, yang sedemikian kuat di jaman kita ini, merasa diri cukup sehingga menutup diri terhadap rencana Allah yang tersembunyi di hadapan kita? Cinta Bapa, yang mewahyukan diri dalam pribadi Yesus, mempertanyakannya dari kita.
Untuk menjawab panggilan Allah dan menjalaninya, tidak perlulah telah sempurna. Kita tahu bahwa kesadaran akan dosanya telah membuat anak yang hilang itu mengambil jalan kembali dan mengalami sedemikian rupa kegembiraan berdamai dengan Sang Bapa. Kerapuhan dan keterbatasan manusiawi tidak menjadi halangan, sebaliknya menjadi keadan yang membuat kita semakin sadar akan kenyataan bahwa kita membutuhkan rahmat penebusan Kristus. Inilah inti pengalaman Santo Paulus ketika mengaku: "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku" (2Kor 12:9). Di dalam misteri Gereja, Tubuh Mistik Kristus, kuasa Ilahi dari cinta mengubah hati manusia, seraya membuatnya mampu membagikan cinta Allah itu bagi sesama. Selama berabad-abad, banyak pria dan wanita, yang diubah oleh cinta ilahi, telah membaktikan hidupnya demi Kerajaan Allah. Sudah sejak di pinggir danau Galilea telah banyak orang membiarkan dirinya ditaklukkan oleh Yesus: mereka adalah pencari kesembuhan tubuh dan jiwa dan telah disentuh oleh kuasa rahmatNya. Yang lain telah dipilih-Nya secara pribadi dan menjadi rasul-rasulNya. Kita juga menemukan beberapa orang, seperti Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lainnya, yang mengikuti Dia atas kehendaknya sendiri, hanya karena kasih, namun seperti rasul Yohanes, mereka juga mendapatkan tempat yang istimewa dalam hatiNya. Mereka semua, pria dan wanita, yang telah mengenal misteri cinta Bapa melalui Yesus, menghadirkan pelbagai bentuk panggilan yang senantiasa hadir dalam Gereja. Model dari mereka yang dipanggil untuk memberikan kesaksian secara khusus akan kasih Allah, adalah Maria, Bunda Yesus, yang dalam peziarahan
Dalam Kristus, Kepala Gereja, yang adalah TubuhNya, semua umat Kristiani membentuk "sebuah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia" (1Pet 2:9). Gereja adalah Kudus, meskipun anggota-anggotanya perlu dimurnikan, untuk menyatakan bahwa kesucian, yang adalah Rahmat Allah, dalam diri mereka dapat bersinar sepenuh-penuhnya. Konsili Vatikan II mengarisbawahi panggilan umum akan kesucian , seraya menegaskan bahwa, “ Para pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan dalam tuhan Yesus, dan dalam babtis iman sungguh-sungguh dijadikan anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi suci.” (LG 40). Di dalam kerangka panggilan universal ini, Kristus, Imam Tertinggi, karena perhatianNya akan Gereja kemudian , dari setiap generasi, memanggil pribadi-pribadi tertentu untuk memelihara Umat-Nya; secara khusus, panggilan akan pelayanan imamat, orang-orang yang mengwujudnyatakan fungsi kebapaan, yang bersumber dari kebapaan dari Allah sendiri (Ef 3:14). Misi imam dalam Gereja tak tergantikan. Oleh karenanya, meski di beberapa tempat terjadi kekurangan imam, hal itu tidak dapat mengurangi keyakinan kita bahwa Kristus terus menerus mengangkat sejumlah pria, yang mana, seperti Para Rasul, meninggalkan semua pekerjaan lainnya, mendedikasikan diri mereka secara penuh kepada perayaan misteri-misteri suci, pewartaan Injil dan pelayanan pastoral. Dalam Anjuran Apostolik Pastores Dabo Vobis, Paus Yohanes Paulus II telah menegaskan bahwa "Hubungan imam dengan Yesus Kristus, dan dalam Dia dengan GerejaNya, terdapat pada keyataan pribadi imam, berdasarkan pentabhisan/pengurapan secara sakramental, maupun dalam kegiatannya, artinya: dalam misinya dan pelayanannya. Kuhusnya : imam sebagai pelayan mengabdi kepada Kristus yang hadir dalam gereja sebagai msiteri, persekutuan dan perutusan. Berdasarkan partisipasinya dalam ‘pengurapan’ dan ‘perutusan’ ‘Kristus, imam dapat meneruskan doa Kristus, SandaNya, korban serta karya penyelamatanNya dalam Gereja. Begitulah imam menjadi hamba Gereja sebagai misteri karena ia dengan nyata mewujudkan lambang-lambang Gereja dan menandakan kehadiran Yesus yang bangkit” (PDV 16)
Panggilan khusus lainnya, yang menempati tempat istimewa dalam Gereja, adalah panggilan akan hidup bakti. Mengikuti teladan Maria dari Bethania yang "duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya" (Luk 10:39), banyak pria dan wanita membaktikan diri mereka untuk mengikuti Yesus secara khusus dan sepenuhnya. Mereka, meskipun melaksanakan pelbagai bentuk pelayanan dalam bidang pembinaan manusia dan perhatian bagi orang miskin, pengajaran dan bantuan bagi orang sakit, tidak menganggap aktivitas-aktivitas ini sebagai tujuan utama hidup mereka, karena, sebagaimana digarisbahwahi dalam Kitab Hukum Kanonik, “tugas yang pertama dan terpenting dari semua kaum religius adalah merenungkan kebenaran-kebenaran ilahi dan persekutuan yang menetap dengan Allah dalam doa (Kan. no. 663 §1). Lebih dari itu, dalam anjuran apostolik Vita Consecrata Paus Yohanes Paulus II mencatat: "Dalam tradisi Gereja profesi religius dipandang sebagai pendalaman yang khusus dan subur pengudusan yang diterima melalui Baptis, sejauh merupakan upaya bagi pengembangan persatuan erat dengan Kristus yang sudah muali dari pada Babtis menjadi kurnia keserupaan yang lebih penuh, lebih eksplisit dan otentik dengan Dia melalui pengikraran
Mengingat nasehat Yesus: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit; Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Mat 9:37), sungguh-sungguh kita ingat akan kebutuhan untuk mendoakan panggilan-panggilan bagi imamat dan hidup bakti. Janganlah heran bahwa di mana orang berdoa dengan sungguh-sungguh, panggilan-panggilan itu berkembang. Kesucian Gereja bergantung mutlak dari kesatuan dengan Kristus dan dari keterbukaan terhadap misteri rahmat yang bekerja di dalam hati semua umat beriman. Untuk itu, saya mengundang semua umat beriman untuk memelihara hubungan intim dengan Kristus, Guru dan Gembala dari UmatNya, seraya menyerupai Maria, yang menyimpan dalam jiwa misteri-misteri ilahi dan merenungkannya terus-menerus (Luk 2:19). Bersama dengan Maria, yang menenpati tempat utama dalam misteri Gereja, kita berdoa:
Ya, Bapa, bangkitkanlah di antara umat kristianipanggilan suci dan berlimpah bagi imamatyang menghidupkan imandan memelihara tradisi yang dianugerahkan PutraMu, Yesusmelalui pewartaan SabdaNyadan pelayanan sakramen-sakramenyang dengannya Kau perbaharui terus menerus umatMu.
Berilah kami pelayan-pelayan suci altarMu yang semoga dengan penuh perhatian menjadi penjaga sungguh sungguh dari Ekaristitanda rahmat tertinggi Kristusbagi keselamatan dunia
Panggilah para pelayan kerahimanMuyang, melalui sakkramen tobatmembagikan kegembiraan dari pengampunanMu.
Buatlah , ya Bapa, agar gereja menerima dengan gembirapelbagai inspirasi Roh PutraMudan, patuh bagi ajaran-ajaranNya,yakin akan pangilan bagi pelayanan imamat dan hidup bakti.
Bantulah para Uskup, imam, diakon,kaum religius dan semua yang dibabtis dalam Kristusagar melaksanakan dengan setiamisi mereka bagi pelayanan demi Injil.
Kami mohonkan semua ini dengan perantaan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Maria, Ratu para Rasul, doakanlah kami.
Dari Vatikan, 5 Maret 2006.BENEDIKTUS XVI

Surat KWI kepada Presiden RI tentang Hukuman Mati di Indonesia
Yth.
Bapak Susilo Bambang Yudoyono,
Presiden Republik Indonesia,
Di Jakarta.

Dengan hormat dan salam sejahtera,
Bersama surat ini, perkenankanlah kami Presidium Konferensi WaligerejaIndonesia, mengutarakan suatu masalah yang dalam beberapa hari terakhirini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, yaitu masalah hukuman mati.

Dengan hukuman mati, hidup seseorang diakhiri dan tidak bisa dikembalikanlagi, kendati di kemudian hari kebenaran yang sesungguhnya dapatmengungkapkan yang berbeda.

Apalagi negara kita, Republik Indonesia, telah meratifikasi Perjanjian(Kovenan) Hak Sipil dan Politik dimana hak hidup setiap orang diakui dandijunjung tinggi.

Oleh karena itu, perkenankanlah kami, Presidium Konferensi WaligerejaIndonesia, dengan tulus memohon ditundanya pelaksanaan hukuman matiterhadap siapapun, dan semoga hukuman mati di Indonesia dihapuskan untukselanjutnya.

Kami percaya bahwa Bapak Presiden akan dengan penuh kebijaksanaanmengambil keputusan yang terbaik.Presidium Konferensi Waligereja IndonesiaKetuaKardinal Julius Darmaatmadja,SJUskup Agung JakartaSekretaris JenderalUskup Agung I. Suharyo,Pr Uskup Agung Semarang

Saturday, September 23, 2006

Opini Terkait Eksekusi Mati Tibo, cs (pos kupang)

Epilog Untuk Tibo, Cs
Oleh Ben Wego *
SEBENARNYA yang menarik juga dari buku Machete Season oleh Jean Hatzfeld (2006) adalah kata pengantar Susan Sontag. Di bagian terakhir kata pengantar itu ia mengatakan kejujuran para pembunuh atas pembunuhan massal (genocide) yang memakan jumlah korban sekitar 800.000 jiwa dalam konflik Rwanda memberikan pelajaran moral berharga bagi orang dewasa bahwa kita tidak ada hak untuk mengelak dari kenyataan bahwa ada yang suka membunuh. Kendati kenyataan itu menyakitkan tapi itu jadi bagian dari moralitas orang dewasa. Apakah orang dewasa bisa melakukannya?
Dalam tempo yang relatif singkat, kurang lebih tujuh bulan (April-Oktober) kemanusiaan mendapat noktah hitam yang disponsori oleh orang-orang yang bersenjata yang tahu soal strategi dan mencoba untuk keluar dari jerat hukum. Dalam film Hotel Rwanda, Jenderal Mizibunggu adalah opium yang mengalir dalam nadi para pembunuh. Penyekapan dan pembunuhan yang dilakukan di sebuah hotel atas para pengungsi yang adalah suku Tutsi akhirnya menarik masuk juga Paul Rosesabagina yang berasal dari suku Hutu yang mencoba bernego siang malam bahkan berjanji untuk membayar Jenderal Mizibunggu dan para pengikutnya agar berhenti melakukan perbuatan jahanam itu.
Tapi uang tampaknya selalu kalah dan selalu tidak memuaskan. Penyekapan itu kemudian berhasil diintervensi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Jenderal Mizibunggu dan pembantunya George Rutugunda yang sempat melarikan diri di pengasingan akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman sebagai penjahat perang dan hukuman seumur hidup.
Dalam Machete Season ada dari para pembunuh itu yang bersaksi dengan sangat sedih dan menohok. Para pembunuh itu dibawa ke sebuah lapangan untuk dilatih dengan komando-komando yang strategis, tragis dan barbaris. Mereka diperintahkan pertama dan utama untuk membunuh dan ketika mereka mendapat kesulitan eksistensial berhadapan dengan gejolak kemanusiaan di dalam gurat hati nurani karena membunuh, mereka kembali kepada sang komandan/pelatih untuk meminta petunjuk. Mereka heran perintah/komando yang kedua sama dengan yang pertama yaitu: membunuh. Para pembunuh itu tetap mendapat kesulitan yang sama karena nurani mereka berteriak-teriak. Mereka tidak ingin membunuh. Kali ini mereka sendiri berusaha menjawab pertanyaan mereka sendiri sebab kalau perintah yang pertama sama dengan perintah kedua, sudah hampir pasti perintah ketiga akan sama dengan yang pertama dan kedua dan seterusnya. Mereka lalu dengan kalap membunuh setiap orang dari suku Tutsi dan suku Hutu yang ingin membela kawan-kawan sekampung (Tutsi) yang sudah hidup bersama selamaberabad-abad.
Cuci otak (brainwash)! Pekerjaan ini tidak seperti dilakukan di rumah sakit. Yang satu ini ditandai oleh teror, intimidasi dan terakhir selalu sama dengan yang pertama bunuh. Apakah kemanusiaan menegasi? Kalau ya, apakah negasi itu? Yang jelas bahwa dari banyak pilihan yang dihadapi manusia, kehidupan selalu bukan pilihan. Ia adalah keterberian alami kodrati. Ia ada sebelum kita memilih. Bahkan kematian pada satu titik bukanlah negasi dari kehidupan. Kematian adalah proses alami yang diterima oleh setiap orang yang hidup dan karena kematian itu begitu riil maka menghadapi kematian, manusia bersikap pasrah, membiarkan diri diuji, begitu kata The Book of Wisdom sampai layak bagiNya. Manusia bisa berharap kepada Tuhan agar tubuh yang terkulai dapat memperoleh jaminan yang abadi.
Joseph Pieper (2000) pernah berkata bahwa manusia sebenarnya meninggal setiap hari. Coba perhatikan keadaan di mana kita bergegas tidur kemudian tertidurlah kita sepanjang malam lalu kita bangun besok pagi tanpa tahu apa yang terjadi selama selang waktu tidur sampai bangun. (Mimpi? Siapa bilang dia bisa mengingat mimpi-mimpi sejak dia bisa mulai bermimpi). Ia menyebutnya sebagai ‘kematian kecil.’ Jadi kematian itu sebenarnya tidak perlu dibuat-buat. Dia ada setiap hari dan manusia memang akan mati. Cepat atau lambat. Paradoksnya adalah kapan?
Kini Tibo dan teman-teman sedang berada di depan kita. Apakah kita perlu bersyukur sesudah mereka dihukum mati? Apakah kita bersorak-sorai atas keberhasilan hukuman mati itu yang sudah ditunda beberapa kali dengan alasan teknis dan alasan teknis itu direduksi sedemikian rupa sehingga alasan itu tampak memenuhi format martabat (dignity) manusia. Dengan kata-kata apa kita akan berdoa kepada Tuhan? Bagaimana kalau kita berpikir bahwa Tuhan ternyata tidak bisa ditipu atau digurui dan pilihanNya untuk berpihak kepada manusia dengan jalan menciptakannya adalah suatu hadiah yang diperoleh manusia secara cuma-cuma tanpa pernah menuntut manusia untuk membayarnya kembali?
Ironi dalam kasus Tibo, Cs adalah bahwa para pembela dari Padma menunjukkan bahwa mereka tidak bersalah. Kemudian mereka bukan hanya dihukum tapi dihukum mati di depan para penegak hukum. Adakah sesuatu yang salah dalam proses hukum? Siapa yang sebetulnya harus memberikan pertanggungjawaban publik bahwa orang yang tidak bersalah bisa atau boleh dihukum mati? Dalam wacana publik macam manakah masyarakat dianjurkan untuk mencari perlindungan hukum? Adakah semacam komando terselubung di mana kebenaran harus ‘dicuci’ dengan keinginan komandan yang mungkin tidak puas atau merasa tidak aman oleh konflik/persoalan yang jika terbukti benar akan memantik kematiannya sendiri? Kita berhadapan dengan sebuah komando sekarang, tapi kita tidak tahu siapa yang sungguh akan bertanggung jawab ataumempertanggungjawabkan kebenaran ketiga orang yang menurut kuasa hukum mereka tidak bersalah?
Merunut pengadilan Tibo, Cs seperti yang diwacanakan ada kesan sedang terjadi akumulasi konflik dan konflik itu dipakai untuk memelihara para aktor intelektual yang sedang bertanding di luar arena. Jadi orang-orang yang disebut Tibo, Cs sebagai master mind sebetulnya adalah orang-orang pandai yang bisa memindahkan ‘pion-pion’ konflik dan memainkannya dengan membutuhkan sebuah judi dan judi itu harus cepat diselesaikan. Kapan judi berikut lagi tentu bukan sesuatu yang mengherankan dan luar biasa. Dan ini mengherankan sekaligus menggelisahkan, bahkan menakutkan karena di satu sisi hukum sebagai perisai sosial yang handal untuk mengakomodasi dan menyelesaikan pergeseran konflik sosial, kebenaran sebagai simbol perjuangan dan pelawanan tampak tidak menarik simpati lagi. Masyarakat dibuat sunyi. Mereka dilibatkan untuk menonton judi itu tapi dengan cara di mana mereka harus segera kecapaian sehingga tidak tahu siapa pemenang judi itu. Kebenaran sebagai cita-cita (idea) makhluk berakal budi yang bernama manusia telah digeser kepada suatu kedudukan yang mencemaskan. Kebenaran bukan hanya tidak bisa disuarakan lagi, tapi mulut pencari kebenaran sengaja disumbat dengan judi. Apakah ini tanda kematian sosial bersama sudah diambang pintu? Apakah kita setuju dengan Susan Sontag?
* Penulis,
rohaniwan Katolik,
tinggal di Amerika Serikat
Socrates, Yesus dan Tibo, Cs
Oleh Acry *
MEREKA ini di antara orang yang sudah dihukum mati atau akan dihukum mati karena suara terbanyak atau keinginan mayoritas dengan dalil demokrasi, hukum dan sebagainya. Demikian banyaknya tangan-tangan yang kelihatan dan yang tak kelihatan di balik hukum. Mereka menafsirkan hukum sesukanya untuk kepentingan tertentu sehingga keputusannya mendatangkan kontroversi sepanjang masa, malahan banyak keliru pada akhirnya. Dalam kenyataannya suara terbanyak atau suara mayoritas atau bahkan demokratis itu tidak selamanya baik dan benar. Di dunia ini mayoritas lokal itu cenderung angkuh, ceroboh dan mau menang sendiri dan tidak menyadari kalau ia mayoritas sekaligus minoritas dari ukuran yang lain.
Hanya sedikit orang yang baik di dunia ini. Hanya sedikit pemerintahan yang baik. Hanya sedikit hakim, jaksa, polisi, pengacara, pejabat mana pun yang baik. Tetapi yang baik itu pun sudah pasti tidak sempurna, apalagi yang tidak baik. Kalau lebih banyak orang baik tentu tak perlu banyak aturan. Aturan itu dibuat karena antaralain ada ketakutan para penguasa bahwa rakyat tidak akan secara permanen untuk setia padanya. Machiavelli berucap "bahwa semua manusia jahat dan bahwa mereka akan selalu condong pada kejahatan yang ada dalam pikirannya jika ada kesempatan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mereka tidak pernah melakukan kebaikan kecuali kewajiban memaksa mereka melakukan hal tersebut. Manusia tidak tahu terima kasih, pembohong yang lihai, sangat ingin menghindari bahaya dan iri dengan hasil yang dicapai orang lain. Mereka adalah binatang yang terutama didorong oleh kepentingan diri sendiri, ketamakan pribadi, ketakutan, kesombongan, dan nafsu akan kekuasaan" (Henry J. Schmandt, A History of Political Philosophy, 2002, h.254).
Pada abad ke-5 SM Socrates tidak setuju bila hukum dibuat untuk kepentingan raja. Ia mengajarkan kepada anak-anak muda bahwa hukum bukan untuk kepentingan penguasa tetapi untuk kesejahteraan rakyat. Karena ajarannya itu ia dianggap penghasut. Rame-rame menghukum dia kecuali anak-anak muda. Socrates bela diri mati-matian bahwa ia benar tetapi tetap dihukum dengan cara paksa minum racun oleh pemerintahan yang dikatakan paling demokratis untuk pertama kali ditemukan di dunia ini. Mayoritas dan penguasa puas sesaat dan seterusnya hanya menerima cercaan hingga hari ini. Murid kesayangannya, Plato, menulis buku pertama Apologia, berisi uraian tentang pembelaan terhadap gurunya Socrates yang dihukum mati. Kematian Socrates akhirnya menimbulkan kebencian terhadap paham/praktek demokrasi waktu itu di Athena. Aristoteles malahan menilai pemerintahan demokrasi itu adalah bentuk yang paling buruk sama dengan tirani. Menurutnya, lebih baik seorang raja yang bijaksana daripada menaikkan orang-orang miskin dan haus kekuasaan menjadi penguasa sebab mereka akan benar-benar mabok kekuasaan dan harta pada akhirnya.
Yesus lain lagi dan sengaja disandingkan di sini dari sisi manusianya. Tokoh dengan pengikut terbanyak di dunia ini malahan tidak mau bela diri ketika dijatuhi hukuman mati melalui demokrasi ala Yahudi. Hanya dengan yel yel "salibkanlah dia" mereka berhasil menghukum Yesus dan menyelamatkan Barabas yang terang benderang melakukan kejahatan. Pilatus terpaksa menyerah karena tekanan massa.
Tibo, Cs adalah korban konspirasi dan rekayasa (Gregor Neonbasu, Pos Kupang 19 /9/2006). Tim pembela pernah minta sekiranya terjadi pengadilan ulang agar jangan di Palu karena para penegak hukumnya mungkin tidak bebas di sana. Tibo Cs sudah membela diri mati-matian. Pembelaannya dibukukan dan diterbitkan Padma Indonesia dengan judul Jeritan Hati Nurani saya. "Saya tidak membunuh. Tangan saya bersih dari darah, karena itu saya mohon kepada Padma Indonesia dan semua orang yang punya hati, tolonglah saya dan kedua teman saya. Selamatkan kami. Saya masih berharap akan keajaiban Tuhan," tulis Tibo (Pos Kupang, 20/8/2006). Bila Gregor mengutip pandangan "as long as this is your choice, it’s ok" namun kalau saya bisa menyela saya akan katakan
"even if he want but that life not his right". Jadi sekiranya Tibo, Cs setuju pun kita harus halangi, apalagi mereka minta bantuan kita untuk menyelamatkan hidupnya. Jika mereka benar-benar jadi dibunuh oleh penguasa melalui pengadilan yang dikatakan sesat itu, maka itu harus tetap menjadi peringatan bagi kita sebagaimana ungkapan Kung Fu Tzu bahwa "Pemerintahan yang menindas lebih mengerikan dari harimau" (Bertrand Russell, 1988:211). Buatkan untuk mereka bertiga suatu tugu peringatan dengan tulisan "Ini orang sederhana berjiwa besar." Taruh di jalan besar antara Lewoleba dan Labuan Bajo dari mana mereka berasal atau dimana pun agar tetap dilihat oleh masyarakat setiap waktu.
Jadi antara Socrates, Yesus dan Tibo cs ada persamaan bahwa mereka ini korban dari konspirasi dan rekayasa elite serta desakan suara mayoritas. Ternyata suara terbanyak itu belum tentu benar dan baik. Democracy future?
* Penulis, Dosen Undana, Kupang

Tuesday, September 19, 2006

MANUSIA PURBA

MANUSIA PURBA

Di Indonesia : A. Pithecanthropus -erectus[1890, Desa Trinil, Jatim,E.Dubois] [1jt thn yg lalu ]-mojokertensis
Info : P.erectus- berjalan tegak, pemakan tumbuhan,belum kenal api
B. Meganthropus paleojavanicus Info: "raksasa Jawa",1941,Sangiran,Von Koenigswald,tertua di Ind
C. Homo -Soloensis Info: Ter Haar & Ir. Oppennoorth, Desa Ngandong, Lembah Bengawan Solo -Wajakensis[40000-25000 thn yg lalu][makanan dimasak]
Info:1889,E..Dubois,Desa Wajak,Tulungagung,Jatim, umbi-umbian
Di Luar IndonesiaA Sinanthropus/Pithecanthropus Pekinensis[ditemukan W.C.Pei, 1929,Beijing]
B Homo africanus[Dr. Leaky-Rhodesia, Tanzania, Aljazair]
C. Homo Piltdown (125000SM) [1991, Piltdown, Sussex, Inggris]
D. Homo Neanderthalensis (40000SM) [Neanderthal, Dusseldorf, Jerman]
E. Homo cro-magnon (20000SM) Nenek moyang bangsa Eropa --manusia tertua->homo sapiens [200000 thn yg lampau]

Fase Kehidupan
1 [Mikroorganisme,pisces,amphibia]
2 [dinosaurus]
3 [mamalia-manusia] Ras : mongoloid, negroid, Europid --batas prasejarah adalah sebelum manusia mengenal tulisan, batas prasejarah: Sumeria&Mesir[4000SM], Australia[awal abad ke-20], Indonesia[400M, dari prasasti Muara Kaman di KalTim]

KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PD JAMAN PRASEJARAH

Masa berburu dan meramu [foodgathering]Hidupnya nomaden, alat: kapak perimbas dan alat-alat serpih, disebut kebudayaan Paleolitikum. Telah menggunakan api
Masa bercocok tanam[food-producing]*keladi,ubi,pisang,padi
* Rumah panggung
* Alat-alat: 1. Kapak persegi, 2. kapak lonjong[Irja,Maluku,Sulut], 3. mata panah[Jatim,Sulsel], 4. gerabah.
* masyarakat peladang-nomaden, masyarakat bersawah-menetap/sedenter
Masa perundagian [pertukangan]--kebudayaan perunggu
Barang-barang dari perunggu:
1. Nekaratambur besardianggap sucidi P.Alor dsb mokoP.Sangeang
2. Kapak Perunggu/kapak sepatu/kapak corong Sulteng,sulsel,P.Selayar, Danau Sentani-Irja, Sumatra, Jawa Bali.
3. Benda lainuang, perhiasan Teknik pembuatan barang perunggu adl cara cetak tuang

--kebudayaan Megalitik/batu besar
bangunan2x besar
1. Menhir-tiang batu sbg tanda peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang
2. Dolmen-meja batu tempat pemujaan
3. Sarkofagus-makam dari batu utuh
4. Peti kubur batu-dari lempeng batu
5. Punden berundak-bangunan pemujaan
6. Waruga-peti kubur batukecil, berbentuk kubus tertutup
7.Patung-patung-umumnya hanya patung kepala saja --Rumah mereka adalah rumah panggung, seperti yang terdapat di Dayak dan Kubu-Sumatra, dan suku Baduy-Banten Selatan, juga terdapat di pantai pada masy. nelayan "Kampung Laut"
MIGRASI RUMPUN MELAYU AUSTRONESIA* Tadinya hidup di Indo-Cina[Vietnam], kemudian mencari daerah yg lebih luas dengan perahu bercadik[bersayap].
* 2000-300SM perpindahan Melayu Autronesia dari Teluk tonkin ke pulau2x nusantara melalui 2 jalur:1. Selatan[penyebaran kebudayaan kapak persegi] 2. utara[penyebaran kebudayaan kapak lonjong.
* Wilayah penyebaran rumpun Melayu Austronesia: Kep. Indonesia, Kep. Malaysia, Kep.Mikronesia. Kep Polinesia. Wil ini dr P.Madagaskar-P. Paskah --Kepercayaan nenek moyang: Animisme & dinamisme
Bangsa Ind sudah memiliki kebudayaan yang tinggi menjelang jaman sejarah:
1bercocok tanam padi dengan pengairan teratur 2mengenal musim 3pengetahuan perbintangan 4rumah panggung 5perahu bercadik 6dasar2x pertunjukan wayang 7menghasilkan keb. batu besar.
*Jadi kehidupan masy. Ind saat itu-> a. Mayarakat agraris religius b. Memiliki peradaban&kebudayaan tinggi c. Hidup dlm kel2x suku d. Azas kekeluargaan gaotong-royong, musyawarah mufakat e. Masyarakat komunal
Bab2 Kerajaan-kerajaan Indonesia Bercorak Hindu-Budha
KERAJAAN-KERAJAAN TERTUA
Kerajaan Kutai-kerajaan tertua di IndonesiaSumber sejarah: Prasati Yupa[ditulis dengan huruf Pallawa].
Isi:
1. Raja Mulawarman pernah mengadakan upacara kurban
2. Silsilah raja-raja
3. Yang dimaksud Wangsakerta adalah Aswawarman Raja-raja Kutai org Ind asli dgn nama Sansekerta dan agama Hindu

Kerajaan Tarumanegara-kerajaan tertua kedua di IndonesiaSekitar 450M diperintah oleh Purnawarman[dsb penjelmaan Wisnu]
Sumber sejarah
1. Prasasti Batutulis "..bahwa kakinya sanggup menginjak dan memusnahkan kota2x musuh, membawa rahmat dan bahagia kepada raja2x yang mau tunduk kepadanya"
2. Prasasti Tugu-Raja Isi: Purnawarman pernah memerintahkan pula menggali saluran terusan sungai dari Bekasi-Pelabuhan Sunda Kelapa sepanjang 2km dan selesai dalam waktu 21 hari. Saluran ini utk jalan kapal menuju pedalaman dan untuk sistem pengairan
3. Prasasti Lebak,
4. Prasasti Muara Ciaten,
5. Prasasti Ciaruteun
6. Prasasti Pasir Awi,
7. Prasasti Jandre,
8. Prasasti Kebon Kopi pada umumnya prasasti2x ini mewartakan kebesaran raja Purnawarman pusat kerajaan Tarumanegara adalah di daerah subur Sungai Citarum-Bekasi Keistimewaan: pernah dikunjungi Fa Hien, seorang pendeta Budha Cina yg singgah 5 bulan di P.jawa dari India krn kapalnya kena badai.
Kerajaan Kaling [Ho-ling] (650M)* Diperintah oleh Ratu Sima yang mengutamakan kejuuran
* I-tsing, pendeta Budha Cina berkata bahwa Hwing pernah tinggal di Ho-ling utk menerjemahkan kitab suci Hinayana dgn bantuan pendeta Jnanabhadra.
* Kerajaan Kanjuruhan [Jawa TimurHindu ShiwaMalangAbad ke-8]
* Sumber sejarah: Piagam Dinoyo[760M] [Raja Gayana memerintahkan untuk mendirikan Patung Resi Agastya yang peresmiannya disertai upacara kurban & dipimpin oleh Brahmana, saat itu Agastya yang dianggap sakti di India Selatan.]
KERAJAAN MATARAM LAMA DAN ARTI PENTINGNYA
Dinasti Sanjaya [pertama] [732-778] -Jateng Utara1. Sanjaya[putra Sanna] -beragama Syiwa -menurut Prasasti Kedu ia adalah pangkal silsilah dgn gelar "Raka I Mataram"
2. Panangkaran "Raka i Panangkaran" di daerah Bagelen dan Yogya timbul kerajaan baru di bawah kekuasaan Dinasti Syailendra-Budha.
3. 778M Syailendra menakhlukkan Mataram. Rajanya Bhanu, Wisnu,Indra. Diketahui dari Piagam Manjusri.
-----------------------------masa Dinasti Syailendra----------------------------------1. Candi Kalasan,didirikan Raja Panamkaran atas perintah R. Syailendra
2. Candi Sari, bertingkat 2
3. Candi Mendut, Pawon, Borobudur[mrp 1 kesatuan didirikanSamarattungga825M]
4. Ker. Sanjaya menjadi kuat kembali dengan wafatnya Samarottungga, raja Sanjaya saat itu adalah Raka I Pikatan yg menikah dgn putri Samarottungga; sehingga candi Prambanan adalah candi Hindu satu2xnya di selatan
5. Balaputradewa[putramahkota Syailendra] diusir Pikatan ke Sumatra.
6. Balaputradewa jd raja di Sriwijaya
Jadi ada 2 ker besar di Ind: i) Mataram di Jateng[dipimpin raja2x dr Wangsajaya yg beragama Syiwa]
ii) Sriwijaya di Sumatera&Semenanjung Melayu.
-----------------------------------Dinasti Sanjaya kedua-------------------------------------1. Pemerintah: Raja Balitung
2. Candi termegah: Lorojongrang[900M]dibangun atas perintah Raja Balitung, tapi diselesaikan Daksya, anaknya. Terdapat patung Durga/Lorojongrang[istri Shiwa] dan patung Ganesha[putra Shiwa]
3. Pada candi Prambanan terdapat relief Ramayana.
4. Tingkatan candi Borobudur: Kamadatu, Rupadhatu, Arupadhatu
5. Daftar Balitung[berisi silsilah nama raja2x dinasti Sanjaya]
6. Mpu Sindok memindahkan ibukota ke daerah subur S. Brantas, Jatim
-------------------------Kerajaan Sriwijaya--------------------------1. Pusat kerajaan terletak di pertemuan S. Kampar kiri dan kanan[Minanga Tamwan]
2. Rajanya Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Kemudian kekuasaan mengembang ke daerah Jambi, P.Bangka, dan Kerajaan Tulang Bawang, Lampung. Setelah ekspansi ke selatan ibukota dipindah ke S. Musi[Palembang]
3. Untuk menguasai perdagangan di Tanah Genting Kra, Sriwijaya menduduki Semenanjung Malaya dan mendirikan Pangkalan di Ligor. Selain itu kerajaan Puni[Kalbar] juga dikuasai.
4. Wilayah kekuasaan: Selat Malaka[perd Cina-India], Karimata, Sunda
5. 850M-Ker Sriwijaya dipimpin Raja Balaputradewa[menurut piagam Linggapala ia mendirikan asrama di Benggala utk tempat tinggal pelajar Universitas Nalanda]
6. Linggapala Sriwijaya ditemukan di Kanton, Cina. Semua piagam Sriwijaya tertulis dalam bahasa Melayu Kuno campur Sansekerta.
7. Sriwijaya mrpk pusat agama Budha Asia Tenggara. Guru besar India yg pernah datang: Sakyakirti, I Tsing(dari Cina).
8.Sebab kemunduran:
*Mendapat serangan dr Kerajaan Colamandala, India
*Raja yg memerintah ditawan
*Kerajaan bawahan melepaskan diri.
----------------------------Kerajaan Medang Jawa timur---------------------------*Pusat pelabuhan: Ujung Galuh, Muara Sungai Berantas
*Didirikan oleh Mpu Sindok/Raka I Halu/Raka I Hino/Sri Isyana[stl berkuasa]
*990M Teguh Dharmawangsa: politik persahabatan dengan raja2x Bali dgn jalan melaksanakan pernikahan putra Raja Udayana dg putrinya.
*1016M Pralaya Medang kerusuhan saat pesta negara. Erlangga beserta keluaraga dan Narottama, pengiringnya selamat
*1019-1042 Erlangga. Jasa-jasa: +mempersatukan Medang dr reruntuhan Pralaya Medang +Bendungan Waringin Petu/Wringin Sapta +Pelabuhan Ujung Galuh +dlm bid sastra:Kitab Arjunawiwaha-Mpu Kanwa ttg Arjuna kawin dgn bidadari Supraba +Menulis Prasasti Kalkuta/Piagam Surabaya[silsilah raja2x Dinasti Isyana
*Erlangga meninggal lalu dicandikan di Candi Belahan di lereng G Penanggulan dlm wujud Wisnu di atas Jatayu
-------------------------------Kerajaan Kediri-Jenggala------------------------------*Merupakan kerajaan Erlangga yang dibagi oleh Mpu Baradah utk mencegah pertikaian antara kedua putranya.
*Raja terbesar: Jayabaya. Memiliki keistimewaan: +Ramalan Jayabaya +Moksa +Mentransfer kesaktian +Laksamana Sarvajala menjelajahi daerah2x perairan Ind barat dan timur
*Kediri adl neg yg teratur, telah menggunakan uang emas dan pajak yg teratur
Kitab-kitab masa Kediri
Karangan
Bharatayudha
Mpu Sedah & Mpu Panuluh
Smaradahana
Mpu Darmadja
Gatotkaca Sraya
Mpu Panuluh
----------------------------Kerajaan Singasari 1222-1292--------------------------*Tunggul Ametung dibunuh Ken Arok di desa Ganten

*Ken Arok mendirikan dinasti Girindrawangsa di Singasari
*Tunggul Ametung dibunuh dgn keris Kebo Ijo, hingga Kebo Ijo yang dihukum mati
*Ranggawuni=Wisnuwardhana[yg mengantar Singasari ke puncak kejayaan]
*Sumber sejarah[kitab Pararaton, Negarakertagama]
*Candi2x peninggalan: Candi Singasari[makam Kertanegara]; Candi Jago[makam Anusapati]; Candi Katang Lumbung[Tohjaya]
*Ken Dedes = Arca Prajna Paramitha
*Keris Mpu Gandring membunuh 7 keturunan Ken Arok
*Runtuhnya Singasari disebabkan oleh: diserang Jayakatwang
*Raja terbesar adalah Kertanegara, karena: +Mengusir Cina[Kubilai Khan] +Ekspedisi Pamalayu[mengikat kerjasama dengan Melayu]
---------------------------------Kerajaan Majapahit---------------------------------*didirikan Raden Wijaya. Ia mendirikan dinasti Rajasa.
*Tentara Mongol milik Kubilai Khan datang, tapi Kertanegara sudah meninggal, maka Wijaya menyarankan mereka supaya menyerang Jayakatwang saja, maka setelah Jayakatwang kalah, Wijaya balik menyerang Mongol dan Mongol kalah, hingga ia menjadi raja.
*gelarnya-Kertarajasa Jayawardhana[1293-1390].
*Aria Wiraraja- diberi kekuasaan dari Lumajang-Blambangan; Ranggalawe-bupati Tuban, Nambi[putra Wiraraja]-Patih Majapahit; Sora-Bupati Kediri; Mpu Tancha-Tabib istana; Semi&Kuti pejabat tinggi istana.
*R. Wijaya diganti Jayanegara. Dlm pemerintahannya banyak pemberontakan --Pemberontakan yg paling berbahaya adl pemberontakan Kuti -- digagalkan Patih Gajah Mada. Gajah mada diangkat jadi Patih Kahuripan
*Jayanegara diganti Ratu Tribuwanatunggadewi. Putri R.Wijaya dg Dewi Gayatri
*Timbul pemberontakan Sadeng-digagalkan Gajah M->jadi Mahapatih.
*Raja Hayam Wuruk[raja terbesar] >Perang Bubut; Sumpah Palapa
*Karya Sastra: 1. Kitab Negarakertagama[Empu Prapanca]; 2. Sutasoma[Empu Tantular]; 3. Kutarawarman.
*Sebab keruntuhan Majapahit: 1. Perang Paregreg 2. Tak ada regenerasi pimpinan 3. Adanya pemisahan diri dari negara-negara bawahan
------------------------------------Kerajaan Di Bali------------------------------------*Khesari Warmadewa, Udayana, Anak Wungsu, Sri Jayasakti
*kasta masyarakat di Bali adalah kasta Hindu.

Sunday, September 17, 2006

Hukuman mati masih populer di Asia

Hukuman mati masih populer di Asia
03 Dec 2005 10:45 pm

SINGAPURA - Hingga sejauh ini Cina memimpin dunia dalam soal hukuman mati, sementara mayoritas pemerintahan di Asia menerapkan hukuman mati dengan cara ditembak, suntik mati atau digantung.
Singapura, tempat seorang warganegara Australia digantung Jumat (2/12), memiliki tingkat hukuman mati per kapita tertinggi di dunia, demikian menurut Amnesti Internasional, sekalipun negara kota itu diketahui hanya melaksanakan delapan eksekusi pada 2004.
Cina menolak mengungkapkan angka yang persis untuk eksekusi, namun sebanyak 10.000 orang diduga dihukum mati setiap tahunnya, jauh lebih banyak dari bagian dunia lainnya digabung menjadi satu.
Paling tidak 3.400 orang diketahui telah dieksekusi pada 2004 di Cina, dengan cara peluru diarahkan ke bagian belakang terpidana mati. Namun cara ini lambat laun diganti dengan suntikan mati.
Hukuman mati banyak digunakan di Vietnam, tempat setidaknya 115 orang dihukum mati dan 82 orang diekseksi pada 2004 di depan regu tembak.
Pemerintah komunis itu kabarnya sedang mempertimbangkan suntikan maut, karena tembakan para anggota regu tembak sering meleset, akibat regu tembak dilanda ketegangan sebelum menarik picu senjata mereka.
Indonesia dan Malaysia
Pengedar obat bius terancam hukuman mati wajib di Malaysia dan negara jiran itu telah menggantung 229 orang akibat pelanggaran itu dalam 30 tahun terakhir.
Amnesti Internasional menyatakan lebih dari 66 orang diduga kini menanti hukuman mati di Indonesia, tempat sedikitnya tiga orang dieksekusi pada tahun lalu dan dua orang pada tahun ini. Seluruh eksekusi itu dilakukan oleh regu tembak.
Menurut Amnesti Internasional, Iran menghukum mati 159 orang dan Amerika Serikat 59 orang pada 2004. Dengan demikian, Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak melaksanakan hukuman mati di luar Asia Hukuman mati telah dihapus di Nepal pada 1997. Eksekusi terakhir terjadi pada 1979. Bhutan juga melarang hukuman mati pada 2004 dan praktek tersebut juga dilarang di Kamboja.
Ke-1.000 di AS
Sementara itu Amerika Serikat, Jumat dinihari waktu setempat, melaksanakan hukuman mati ke-1.000 sejak hukuman tersebut diberlakukan kembali 1976. Saat itu, Kenneth Boyd diberikan suntikan mematikan di satu penjara Karolina Utara, kata pemerintah. “Sipir penjara Marvin Polk mengumumkan Boyd meninggal pukul 02:15 (14:15 WIB),” kata Departemen Koreksi Karolina Utara dalam suatu pernyataan.
Permohonan pengampuan pada saat terakhir ditolah oleh pengadilan AS di gubernur Karolina Utara. Boyd (57) dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati pada 1994 atas pembunuhan yang dilakukannnya enam tahun sebelumnya terhadap istri dan ayah mertuanya.
Mahkamah Agung AS mengizinkan pelaksanaan kembali hukuman mati pada 1976, menyusul moratorium selama 10 tahun. Sejak itu, 832 terpidana mati telah menjalani hukuman mati mereka dengan suntikan mati, 152 melalui sengatan listrik, 11 di kamar gas, tiga digantung dan dua ditembak.Hukuman mati diberlakukan di 38 dari 50 negara bagian AS.ant/afp-dq

SEJARAH NUSA TENGGARA TIMUR

Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942)
Pada masa sesudah tahun 1900, kerajaan-kerajaan yang ada di Nusa Tenggara Timur pada umumnya telah berubah status menjadi status menjadi Swapraja. Swapraja-swapraja tersebut, 10 berada di Pulau Timor ( Kupang, Amarasi, Fatuleu, Amfoang, Molo, Amanuban, Amanatun, Mio mafo, Biboki, Insana) satu di pulau Rote, satu di pulau Sabu, 15 di pulau Sumba ( Kanatang, Lewa-Kanbera, Takundung, Melolo, Rendi Mangili, Wei jelu, Masukaren, Laura, Waijewa, Kodi-Laula, Membora, Umbu Ratunggay, Ana Kalang, Wanokaka, Lambaja), sembilan di pulau Flores (Ende, Lio, Larantuka, Adonara, Sikka, Angada, Riung, Nage Keo, Manggarai), tujuh di pulau Alor-Pantar (Alor, Baranusa, Pantar, Matahari Naik, Kolana, Batu lolang, Purema).Swapraja-swapraja tersebut terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang wilayahnya lebih kecil. Wilayah-wilayah kecil itu disebut Kafetoran-kafetoran.

Zaman Pemerintahan Hindia Belanda
Wilayah Nusa Tenggara Timur pada waktu itu merupakan wilayah hukum dari keresidenan Timor dan daerah takluknya. Keresidenan Timor dan daerah bagian barat (Timor Indonesia pada waktu itu, Flores, Sumba, Sumbawa serta pulau-pulau kecil sekitarnya seperti Rote, Sabu, Alor, Pantar, Lomblen, Adonara, Solor).Keresidenan Timor dan daerah takluknya berpusat di Kupang, yang memiliki wilayah terdiri dari tiga affdeling (Timor, Flores, Sumba dan Sumbawa), 15 onderafdeeling dan 48 Swapraja. Afdeeling Timor dan pulau-pulau terdiri dari 6 onderafdeeling dengan ibukotanya di Kupang. Afdeeling Flores terdiri dari 5 onder afdeeling dengan ibukotanya di Ende. Yang ketiga adalah Afdeeling Sumbawa dan Sumba dengan ibukota di Raba (Bima). Afdeeling Sumbawa dan Sumba ini tediri dari 4 oder afdeeling.Keresidenan Timor dan daerah takluknya dipimpin oleh seorang residen, sedangkan afdeeling di pimpin oleh seorang asisten residen. Asisten residen ini membawahi Kontrolir atau Controleur dan Geraghebber sebagai pemimpin Onder afdeeling. Asisten residen , kontrolir dan gezaghebber adalah pamong praja Kolonial Belanda. Para kepala onder afdeeling yakni kontrolir dibantu oleh pamong praja bumi putra ber pangkat Bestuurs assistant. (Ch. Kana, 1969,hal . 49-51).

Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pada tanggal 8 Maret 1942 komando angkatan perang Belanda di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian secara resmi Jepang menggantikan Belanda sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia. Untuk Indonesia bagian timur termasuk wilayah Indonesia. Bagian Timur wilayah NTT berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang (Kaigun) yang berkedudukan di Makasar. Adapun dalam rangka menjalankan pemerintahan di daerah yang diduduki Kaigun menyusun pemerintahannya. Untuk wilayah Indonesia bagian Timur dikepalai oleh Minseifu yang berkedudukan di Makasar. Di bawah Minseifu adalah Minseibu yang untuk daerah Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam Sjoo Sunda Shu (Sunda Kecil) yang berada di bawah pimpinan Minseifu Cokan Yang berkedudukan di Singaraja.Disamping Minseibu Cokan terdapat dewan perwakilan rakyat yang disebut Syoo Sunda Sukai Yin. Dewan ini juga berpusat di Singaraja. Diantaranya anggota dewan ini yang berasal dari Nusa Tenggara Timur adalah raja Amarasi H.A. Koroh dan I.H. Doko. Untuk pemerintahan di daerah-daerah nampaknya tidak banyak mengalami perubahan, hanya istilah-istilah saja yang diruba. Bekas wilayah afdeeling dirubah menjadi Ken dan di NTT ada tiga Ken yakni Timor Ken, Flores Ken dan Sumba Ken. Ken ini masing-masing dikepalai oleh Ken Kanrikan. Sedangkan tiap Ken terdiri dari beberapa Bunken (sama dengan wilayah onder afdeeling) yang dikepalai dengan Bunken Karikan. Di bawah wilayah Bunken adalah swapraja-swapraja yang dikepalai oleh raja-raja dan pemerintahan swapraja ke bawah sampai ke rakyat tidak mengalami perubahan.
Zaman Kemerdekaan (1945-1975).
Setelah Jepang menyerah, Kepala Pemerintahan Jepang (Ken Kanrikan) di Kupang memutuskan untuk menyerahkan pemerintahan atas Kota Kupang kepada tiga orang yakni Dr.A.Gakeler sebagai walikota, Tom Pello dan I.H.Doko. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena pasukan NICA segera mengambil alih pemerintahan sipil di NTT, dimana susunan pemerintahan dan pejabat-pejabatnya sebagian besar adalah pejabat Belanda sebelum perang dunia II. Dengan demikian NTT menjadi daerah kekuasaan Belanda lagi, sistem pemerintahan sebelum masa perang ditegakkan kembali. Pada tahun 1945 kaum pergerakan secara sembunyi-sembunyi telah mengetahui perjuangan Republik Indonesia melalui radio. Oleh karena itu kaum pegerakan menghidupkan kembali Partai Perserikatan Kebangsaan Timor yang berdiri sejak tahun 1937 dan kemudian berubah menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).Perjuangan politik terus berlanjut, sampai pada tahun 1950 dimulai pase baru dengan dihapusnya dewan raja-raja. Pada bulan Mei 1951 Menteri Dalam Negeri NIT mengangkat Y.S. Amalo menjadi Kepala Daeraah Timor dan kepulauannya menggantikan H.A.Koroh yang wafat pada tanggal 30 Maret 1951. Pada waktu itu daerah Nusa Tenggara Timur termasuk dalam wilayah Propinsi Sunda Kecil.Berdasarkan atas keinginan serta hasrat dari rakyat Daerah Nusa Tenggara, dalam bentuk resolusi, mosi, pernyataan dan delegasi-delegasi kepada Pemerintahan Pusat dan Panitia Pembagian Daerah yang dibentuk dengan Keputusan Presiden No.202/ 1956 perihal Nusa Tenggara, pemerintah berpendapat suda tiba saatnya untuk membagi daerah Propinsi Nusa Tenggara termasuk dalam Peraturan Pemerintahan RIS no. 21 tahun 1950, (Lembaran Negara RIS tahun 1950 No.59) menjadi tiga daerah tingkat I dimaksud oleh undang-undang No.I tahun 1957. Akhirnya berdasarkan undang-undang No.64/1958 propinsi Nusa Tenggara di pecah menjadi Daerah Swa tantra Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur meliputi daerah Flores, Sumba dan Timor.Berdasarkan undang-undang No.69/ 1958 tentang pembentukan daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, maka daerah Swa tantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dibagi menjadi 12 Daerah Swatantra Tingkat II ( Monografi NTT, 1975, hal. 297). Adapun daerah swatantra tingkat II yang ada tersebut adalah : Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Angada, Ende, Sikka, Flores Timur, Alor, Kupang, Timo Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu.Dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Daswati I Nusa Tenggara Timur tertanggal 28 Februari 1962 No.Pem.66/1/2 yo tanggal 2 juli 1962 tentang pembentukan kecamatan di Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur, maka secara de facto mulai tanggal 1Juli 1962 swapraja-swapraja dihapuskan (Monografi NTT, Ibid, hal. 306). Sedangkan secara de jure baru mulai tanggal 1 September 1965 dengan berlakunya undang-undang no. 18 tahun 1965 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah. Pada saat itu juga sebutan Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dirubah menjadi Propinsi Nusa Tenggara Timur, sedangkan Daerah Swatantra Tingkat II dirubah menjadi Kabupaten.Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur di Kupang, tanggal 20 Juli 1963 No.66/1/32 mengenai pembentukan kecamatan , maka Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan 12 Daerah Tingkat II dibagi menjadi 90 kecamatan dan 4.555 desa tradisional, yakni desa yang bersifat kesatuan geneologis yang kemudian dirubah menjadi desa gaya baru.Pada tahun 2003 wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 16 Kabupaten dan Satu Kota . Kabupaten-kabupaten dan Kota tersebut adalah : Sumba Barat, Sumba Timur, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara , Belu, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Angada, Manggarai, Rote Ndao, Manggarai Barat dan Kota Kupang. Dari 16 Kabupaten dan satu kota tersebut terbagi dalam 197 kecamatan dan 2.585 desa/kelurahan.(Disarikan dari buku " Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur " Proyek Penelitian dan Pencetakan Kebudayaan Daerah 1977/1978).

Saturday, September 16, 2006

Ibu dan Anak Terluka Dihantam Rudal Israel

COMES-Seorang ibu dan bayinya terluka Jum’at pagi (15/9) akibat rudal Israel yang ditembakan dari pesawat tempur dan menghantam salah satu rumah di kota Rafah, sebelah selatan Gaza.
Para saksi mata menyebutkan, pesawat F 16 milik Israel tadi pagi menembaki rumah warga Kholid Qasytah yang terdiri dari empat lantai mengakibatkan rumah tersebut hancur dan beberapa orang terluka, diantaranya anak dan ibunya.
Sumber menyatakan, sejumlah rumah yang berdekatan dengan kejadian rusak. Selain itu, 10 bocah Palestina terluka dan menimbulkan ketakutan dikalangan mereka.
Setengah jam sebelumnya, pihak Israel memberitahukan warga bahwa akan terjadi serangan rudal ke wilayah tersebut. Mereka menggempur wilayah tersebut dengan alasan ada terowongan bawah tanah di bawah rumah tersebut.
Sementara itu dari Bet Hanun dilaporkan, puluhan tank dan bulldozer Israel pagi tadi Jum’at (9/15) menyerbu wilayah pertanian Palestina, kira 500 meteran dari pagar pembatas yang memisahkan antara Jalur Gaza dengan wilayah Palestina jajahan 1948.
Saksi mata menyebutkan, buldozer-buldozer tersebut menghancurkan tanah pertanian warga. Mereka juga menganiaya sejumlah warga yang menghalang-halangi tindakan tak berprikemanusiaan tersebut. (pi/asy)

Jenderal Israel: Biarkan Warga Yahudi Bunuh Warga Palestina

Shalih An Nuami
“Terjadi proses penyesatan opini yang hebat. Kami membantu warga pemukiman Yahudi melakukan kejahatan terhadap warga sipil Palestina,” tutur jenderal Yuval Bazak, kepala bagian Pengembangan Teori Peperangan di Angakatan Bersenjata Israel dalam sebuah wawancara di situs Yediot Aharonot.
Bazak menegaskan bahwa sikap serdadu Israel puluhan tahun yang membiarkan warga Yahudi melakukan kekerasan dan kejahatan terhadap sipil Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat menyebabkan para warga Yahudi itu bebas hukum. Bazak menegaskan bahwa hukum yang berlaku di Tepi Barat selama ini adalah hukum rimba. Perasaan warga Yahudi semacam ini menurut Bazak adalah akibat hubungan antara mereka dengan pasukan Israel tidak normal. Serdadu Israel tidak menganggap warga pemukim Yahudi sebagai pihak bertanggungjawab dalam hukum. Kedua pihak bahkan sangat berteman akrab. Sehingga apapun permusuhan dan kekerasan yang dilakukan oleh warga pemukim Yahudi di Tepi Barat tidak pernah dihalangi bahkan ditutup-tutupi. Jangankan menghalangi, untuk melakukan upaya hukum dan membubarkan organisasi yahudi pun tidak ada gerak sama sekali.
Bazak pun tidak mau menuntut militer Israel agar menghilangkan permukiman yahudi di seluruh wilayah Tepi Barat tanpa sepengetahuan pemerintah zionis. Apalagi militer Israel sebenarnya yang turut membangun permukiman itu.
Bazak menegaskan, masalah permukiman Yahudi bagi sebagian partai menjadi komoditas mereka di parlemen Knesset. Sehingga para warga Yahudi bebas melakukan aksi mereka tanpa membayar dengan apapun.
Namun Bazak tetap mengkritik perangkat hukum Palestina yang menganggap remeh masalah kejahatan yang dilakukan oleh warga pemukim Yahudi. Bazak juga mengecam pengadilan-pengadilan Israel yang hanya menghukum denda uang rendah dari pada memenjarakan mereka padahal kasusnya adalah pembunuhan terhadap warga Palestina. Sementara pada saat yang sama, pengadilan Israel menvonis penjara dalam waktu yang sangat lama untuk warga Palestina yang hanya melempar batu ke arah warga Yahudi. (atb)

Asosiasi Ulama Dunia Tuntut Paus Vatikan Minta Maaf

Asosiasi Ulama Islam Sedunia yang dipimpin oleh Prof. Yusuf Qardawi mengeluarkan pernyataan resmi yang mengecam pernyataan Paus Benadictus ke 16 yang menghina Islam dan Rasulullah dan segera meminta maaf kepada kaum muslimin.
Pernyataan Paus yang disampaikan di Jerman tentang islam dan hubungannya dengan akal di satu sisi dan kaitannya dengan kekerasan di sisi lain dinilai mengagetkan umat Islam seluruh dunia. Yang amat disayangkan, justru pernyataan ini keluar dari tokoh utama dalam agama Kristen. Karenanya, asosiasi ini melihat seharusnya Paus Benadictus bermusyawarah dan berkonsultasi sebelum bicara tentang agama agung seperti Islam yang usianya lebih dari 14 abad yang diikuti oleh 1,5 milyar manusia dan dijamin kebenarannya oleh Allah dengan Al Quran dan Sunnah yang suci.
Anehnya, Paus ini dalam bicaranya tentang Islam sama sekali tidak mengutip dari Al Quran dan keterangan dari Rasulullah saw. Ia hanya menyebutkan dialog yang berlangsung di abad 14 antara seorang Imperialis Bizantinium dan seorang Muslim dari Persia yang berpendidikan. Di antara yang diucapkan orang Bizantium kepada orang Muslim ini adalah: “tunjukkan kepadaku apa yang baru dari apa yang dibawah oleh Muhammad? Kamu tidak akan memperoleh apa-apa kecuali sesuatu yang jahat dan tidak manusiawi seperti menyebarkan Islam dengan pedang,”
Sayangnya juga Paus tidak menyebutkan jelas siapa orang Persia yang diajak bicara Imprialis tersebut.
Dalam pernyataan Asosiasi ditegaskan, Paus lupa bahwa Muhammad saw. membawa banyak hal yang tidak ada dalam Kristen atau Yahudi sebelumnya. Islam memadukan antara ruh dan meteri, antara dunia dan akhirat, antara cahaya akal dan wahyu, seimbang antara indifidu dan masyarakat antara hak dan kewajiban, dan nilai kebajikan lainnya serta menilai orang dari takwanya. Islam memerintahkan membalas kejahatan dengan kejahatan pula sebagai sanksi. Islam mengajak kepada perdamaian namun juga memerintahkan untuk mempersiapkan diri untuk berperang. (Al Anfal: 60).
Soal pernyataan Paus, mengutip imperialisme Bizantin bahwa Muhammad hanya membawa sesuatu yang jahat dan tidak manusiawi seperti menyebarkan Islam dengan pedang, menurut Asosiasi Ulama pernyataan ini berdasarkan kebodohan dan kebohongan semata. Sebab tidak ada agama yang memerangi kejahatan, mengajak kebenaran, menghormati manusia seperti apa yang dibawah oleh Muhammad saw.
Soal Islam disebarkan dengan pedang, ini adalah kebohongan paling besar. Sebab sejak pertama Islam muncul justru agama ini sudah menghadapi ancaman pedang. Selama 13 tahun Islam menghadapi tekanan dan siksaan. (atb) Lihat lebih jauh di http://www.islamonline.net/arabic/doc/declaration/2006/09/01.shtml

Ribuan Warga Gaza Demo Protes Pernyataan Paus

COMES: Ribuan warga Palestina turun ke jalan di Jalur Gaza memprotes pernyataan petinggi Vatikan Paus Beneckditus ke-16 yang melecehkan islam dan menyebutnya sebagai agama kekerasan dan tidak rasional.
Dalam aksi ini, para demonstran meminta petinggi Vatikan Paus beneckditus ke-16 untuk meminta maaf kepada seluruh umat islam dan menarik ucapannya.
Di hadapan lebih 5000 demonstran yang meneriakkan yel-yel dan mengusung bendera, petinggi Gerakan Perlawanan Islam Hamas di Gaza, Ismail Ridhwan mengatakan, “Pernyataan Paus adalah ‘Perang Salib’ baru terhadap dunia Arab dan Islam.”
Wakil independent di parlemen Palestina yang juga beraga Kristen, Hussam Thawil juga mengecam pernyataan pemimpin spiritual Kristen Katolik tersebut. Thawil mengatakan, dirinya mengecam pernyataan Paus dan semua pernyataan lain yang menyerang Islam dan membahayakan hubungan dengan kaum muslimin.
PM Palestina Ismail Haniyah mengatakan bahwa Paus harus mencabut pernyataannya dan menghentikan pelecehan terhadap agama islam. “Perang dunia I dan II yang menyebabkan jutaan orang tewas terjadi di dunia Kristen. Begitu pula dengan holocaust dan bom atom,” tegas Haniyah. (seto

Komandan Intelijen Palestina dan 4 Pengawalnya Dibunuh

COMES: Komandan intelijen Palestina dan 4 orang pengawalnya dibunuh, Jum’at (15/09). sekelompok orang besenjata tidak dikenal melancarkan tembakan kea rah korban di jalan al Bahr sebalah barat kota Gaza.
Para saksi mata mengatakan, orang-orang bersenjata tidak dikenal mengendarai mobil putih dan langsung melepaskan tembakan ke sebuah mobil yang di dalamnya ada Kolonel Jihad Abul Karem, kepala hubungan internasional dinas intelijen Palestina, bersama 4 orang pembantunya, di jalan al Bahr dekat barak militer al Shathi’, setelah terjadi kejar-kejaran saat keluar dari kantor intelijen umum di Gaza, dan mengakibatkan kelima korban meninggal.
Sumber-sumber kemanan Palestina menyebutkan, setelah berhasil membunuh sang Kolonel bersama 4 orang pembantunya, orang-orang besenjata ini langsung mendobrak mobil dan mengambil persenjataan dan semua barang milik korban yang ada di dalam mobil.
Saat ini dinas keamanan Palestina tengah melakukan penyelidikan terhadap aksi penembakan ini dan mencari pihak-pihak yang terlibat di dalam aksi yang sengaja dilakukan untuk menciptakan kekacauan keamanan ini. (seto)

Haniyah: Pembunuhan Komandan Intelijen Bertjuan Hambat Pembentukan Pemerintah

COMES: PM Palestina Ismail Haniyah mengecam aksi pembunuhan terhadap komandan intelijen beserta 4 orang pembantunya. Hal itu dinilainya sebagai upaya pihak-pihak tertentu untuk menghambat pembentukan pemerintahan persatuan nasional Palestina.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor pemerintahan Haniyah dinyatakan, “Kejahatan ini terjadi sebagai upaya putus asa untuk mengacaukan situasi dan menghambat upaya-upaya yang telah diajukan untuk pembentukan pemerintahan pesatuan nasional.”
PM Palestina meminta Menteri Dalam Negeri Saed Sheyam untuk mulai melakukan penyelidikan secepatnya dan mengambil langkah-langkah hukum dan memburu para penjahat tersebut untuk diajukan ke pengadilan.
Mendagri sendiri langsung membentuk tim pencari fakta kasus pembunuhan Kolonel Jihad Abdul Karem beserta 4 orang pembantunya ini. Sheyam menegaskan, “Pemilihan waktu sudah dimaksudkan untuk mengacaukan suasana pembentukan pemerintahan persatuan nasional.”
Dia menegaskan, aksi pembunuhan ini tidak mungkin bisa didiamkan dan berlalu begitu saja tanpa ada sanksi. Dia menganggap aksi pembunuhan ini sebagai pesan yang salah. Datang di waktu yang salah dan tempat yang salah, sekaligus berbahaya. (seto)

Uni Eropa Undang Abbas Lakukan Pembicaraan

COMES: Uni Eropa menyampaikan undangan buat Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk melakukan pembicaraan di New York minggu depan di sela-sela pertemuan Majlis Umum PBB, setelah Abbas memutuskan mendukung pemerintahan persatuan Palestina yang akan dibentuk dalam waktu dekat ini.
Seperti dilansir kantor berita aljazeera, menyusul pertemuan Uni Eropa di Brusel, kemarin, para peserta pertemuan mengeluarkan penyataan yang menyambut baik pernyataan Presiden Abbas menyetujui pembentukan pemerintahan pesatuan. Mereka mengungkapkan harapannya agar program-program politik pemerintah baru ini sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajukan mediator (tim kuartet).
Pihak Uni Eropa menilai ada bukti-bukti penyemangat. Berdasarkan informasi yang ada pada Uni Eropa, para menteri dalam negeri, luar negari dan keuangan dalam pemerintahan baru nati tidak berasal dari anggota gerakan Hamas.
Sebelum melanjutkan hubungan politik dan pembebasan bantuan dana dan ekonomi kepada Palestina, tim kuartet (PBB, Amerika, Rusia dan Uni Eropa) meminta Hamas mengakui hak eksistensi Zionis Israel dan kesepakatan-kesepakatan internasional sebelumnya serta menghentikan “kekerasan” (perlawanan).
Dari Gaza, Jurubicara Pemerintah Palestina Ghzai Hamad menyatakan menyambut baik pernyataan Uni Eropa tersebut. Dia mengatakan hal itu akan memberikan andil dalam menjaga stabilitas kawasan.
Ghazi mengungkapkan, Palestina berharap semua itu akan membuka negosiasi baru antara pemerintah (Palestina) dengan Uni Eropa. Dirinya berharap agar tidak terjadi kemunduran di bawah tekanan pemerintah Amerika.
Sementara itu PM Palestina Ismail Haniyah menegaskan bahwa Piagam Rekonsiliasi Nasional yang telah disepakatan oleh faksi-faksi Palestina harus tetap menjadi referensi politik bagi pemerintahan persatuan nasional Palestina.
Dia menegaskan, siapapun yang masuk dalam pemerintahan persatuan nasional Palestina, dari gerakan dan arus politik manapun, maka dia baruslah sosok yang bersih dan tidak tertuduh dalam sekandal kerusakan. (seto)

Pembebasan Serdadu Israel Ditukar dengan 740 Tahanan Palestina

COMES: Sumber-sumber Palestina menyebutkan, negosiasi pertukaran tawanan antara Israel dengan Palestina telah mencapai hasil secara rahasian di Aman, Yordania. Terlambatnya pertukaran ini tidak lebih dikarenakan perbedaan masalah nama-nama para tahanan Palestina yang akan dibebaskan pada tahap kedua yang berasal dari Tepi Barat.
Menurut rencana, pihak Israel pada tahap awal akan membebaskan para menteri dan anggota parlemen dari Hamas. Sementara pada Ahad (17/09) besok, rencananya akan diumumkan pembebasan serdadu Israel, Gilad Shalit, selanjutnya akan disusul pembebasan 740 tahanan Palestina dalam dua tahap. Tahap pertama pada akhir bulan ini (September), kemungkinan bersamaan dengan pembentukan pemerintahan persatuan nasional Palestina yang ditawan pejuang Palestina, akan dibebaskan tahanan anak-anak dan wanita. Tahap kedua akan dilakukan pada akhir bulan Oktober, pembebasan ratusan tahanan dari berbagai faksi Palestina.
Kepada harian al Syarq al Awsath, London, sumber-sumber Palestina menyebutkan bahwa pihak-pihak yang menawan serdadu Israel akan melakukan penyerahan Ghilad kepada pemerintah Mesir Ahad besok bila pihak penjajah Zionis Israel telah membebaskan para menteri dan anggota parlemen dari Hamas.
Menurut sumber ini, pertemuan rahasian telah berlangsung Selasa (12/0( lalu di ibukota Yordania antara Presiden Palestina Mahmud Abbas dengan Direktur Dinas Intelijen Mesir, Omar Sulaiman guna membahas rincian proses penyerahan serdadu Israel yang ditawan kepada pihak Mesir. Pertemuan yang sama juga terjadi antara Presiden Abbas dengan Direktur Intelijen Dalam Negeri Israel Shabak, Yuval Diskin, guna membahas pertukaran tahanan antara kedua belah pihak (Palestina-Israel).
Tidak tertutup kemungkinan, dalam proses pertukaran ini, akan dibebaskan Sekjen Fatah di Tepi Barat, Marwan Barghoutsi, yang telah divonis penjara 4 kali seumur hidup oleh Israel. Termasuk juga Sekjen Fron Rakyat Untuk Pembebasan Palestina (PFLP) Abdul Rahim Maluh, yang diculik Zionis Israel sejak tahun 2003 lalu. Serta Rukad Saleem, Sekjen Fron Pembebasan Arab. (seto)

KTT Liga Arab Semakin Menuai Kritik


COMES:- KONFERENSI Tingkat Tinggi Liga Arab telah berakhir hari Rabu (23/3) lalu di Aljazair, di tengah kritik keras dari dunia Arab sendiri.
KAUM cendekiawan dan massa akar rumput Arab memberi suara seragam dalam mengungkapkan kekecewaan dan sekaligus kritik terhadap fenomena dunia Arab serta kinerja lembaga Liga Arab selama ini.
AljazeeraNet membuat reportase lapangan menarik dengan memilih Aljazair dan Palestina sebagai contoh opini atas penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab itu. Aljazair dipilih karena posisinya sebagai tuan rumah dan Palestina adalah isu utama dalam semua KTT Arab.
Seorang pemuda Aljazair bernama Nurouddin (32), alumnus ilmu politik Universitas Aljazair, mengaku secara jujur merasa tak punya kepentingan dengan penyelenggaraan KTT Arab di negaranya dan tidak mendapat informasi tentang KTT itu kecuali lewat spanduk di jalan-jalan raya ibu kota Aljazair. Menurut dia, KTT Arab selalu telah diketahui hasilnya dan tidak pernah memberi sesuatu yang baru.
Di Palestina, kalangan akar rumput menyampaikan opini yang sama. Seorang pedagang kaki lima di kota Ramallah, Tepi Barat, Saad Khalel, mengatakan, hasil KTT Arab telah diketahui sebelumnya dan suara reformasi yang didengungkan Liga Arab lebih bersifat administratif daripada menyangkut kepentingan rakyat kebanyakan.
Seorang insinyur Palestina, Ahmed Mahmud, berpendapat KTT Arab lebih berupa forum saling kangen antara pimpinan Arab. Adapun reformasi hakiki di dunia Arab hanya bisa terjadi bila ada pergantian pimpinan Arab saat ini.
Suasana dalam forum KTT Arab itu juga merefleksikan ketidakberdayaan lembaga Liga Arab dan carut-marutnya persepsi para pemimpin Arab. Misalnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Arab Amr Mousa dalam suatu pertemuan tertutup mengancam akan mengundurkan diri jika negara-negara Arab tak memenuhi iuran sesuai dengan kuota yang ditetapkan, mengingat Liga Arab saat ini nyaris bangkrut jika tidak ada suntikan dana segera. Liga Arab kini mempunyai utang 170 juta dollar AS.
Rangkaian sidang dalam konferensi yang berlangsung hampir sepekan sejak sidang tingkat pejabat tinggi, tingkat menteri luar negeri, hingga KTT, tersita pula oleh perdebatan tentang isu proposal damai Jordania yang menginginkan normalisasi hubungan dunia Arab dan Israel sebelum adanya penyelesaian konflik Arab-Israel. Proposal damai Jordania itu akhirnya ditolak mentah-mentah dalam sidang tingkat menlu Arab.
Para menlu Arab kemudian merekomendasikan kepada forum KTT untuk mengaktualisasikan kembali proposal damai Arab yang disahkan KTT Arab di Beirut tahun 2002, yakni meminta Israel mundur dari seluruh tanah Arab yang diduduki pada tahun 1967, berdirinya negara Palestina dengan ibu kota Jerusalem Timur, dan solusi adil atas pengungsi Palestina dengan imbalan normalisasi hubungan dunia Arab secara kolektif dengan Israel.
KTT Arab memutuskan membentuk troika yang beranggotakan Aljazair, Tunisia, dan Sudan ditambah sejumlah negara Arab lain yang akan ditentukan kemudian, untuk menyosialisasikan proposal damai Arab pada masyarakat internasional.
Menlu Aljazair Abdelaziz Belkhadem dalam temu pers seusai sidang menlu Arab itu menegaskan, KTT Arab di Aljazair bukan untuk normalisasi hubungan dengan Israel. Sekjen Liga Arab Amr Mousa dalam pidato pembukaan KTT juga menyatakan, komitmen dunia Arab harus dengan imbalan komitmen Israel pula, karena tidak ada langkah gratis.
Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika juga menegaskan, negara-negara Arab bersedia menjalin hubungan dengan Israel bila Tel Aviv mundur dari seluruh tanah Arab yang diduduki pada tahun 1967.
GAGALNYA proposal damai Jordania itu menunjukkan ketidaksiapan dunia Arab secara psikologis mengadakan normalisasi hubungan dengan Israel sebelum ada solusi adil atas isu Palestina.
Suasana tegang masih belum reda akibat perdebatan soal proposal damai Jordania itu, tiba-tiba Pemimpin Libya Moammar Khadafy dalam pidato penutupan KTT menyampaikan kembali, solusi satu negara demokrasi untuk Israel dan Palestina di tanah Palestina dengan nama "Isratin".
Menurut Khadafy, mustahil ada dua negara untuk Israel dan Palestina di wilayah Palestina. Khadafy memaksakan kembali inisiatifnya itu yang telah dilontarkan sejak tiga tahun lalu meski tidak mendapat sambutan masyarakat internasional, apalagi dunia Arab dan Israel.
Dengan demikian, ada tiga opsi solusi konflik Israel-Palestina dalam forum KTT Arab di Aljazair, yaitu proposal damai Arab, proposal damai Jordania, dan proposal damai Khadafy.
Adanya tiga opsi solusi konflik Israel-Palestina itu tentu menunjukkan pula ketidakmampuan pemimpin Arab menyatukan persepsinya atas isu sentral bangsa Arab, yaitu isu Palestina. Ironisnya, Israel sudah menolak mentah-mentah proposal damai Arab sejak diumumkan tiga tahun lalu pada KTT Arab di Beirut.
Menlu Israel Silvan Shalom dalam forum Knesset hari Kamis lalu menuduh Suriah, Aljazair, dan Sekjen Liga Arab Amr Mousa menggagalkan proposal damai Jordania dalam KTT Arab yang telah mendapat sambutan positif Israel itu.
Inisiatif Khadafy pun mengundang kritik dari pihak Palestina sendiri. Sekretaris Kepresidenan Palestina Tayyeb Abdel Rahem, seperti dikutip kantor berita Palestina WAFA hari Kamis kemarin, mengkritik keras Khadafy yang menggunakan kalimat tidak santun menyangkut rakyat Palestina dan tidak menghormati keputusan KTT Arab di Aljazair.
Abdel Rahem meminta Khadafy tidak mengekspor teorinya kepada rakyat Palestina karena tidak ingin ada perpecahan lebih lanjut.
Tidak adanya terobosan baru dari KTT Arab di Aljazair tentang inisiatif damai Timur Tengah itu menyebabkan konsep peta perdamaian yang diprakarsai kuartet internasional (AS, Rusia, Uni Eropa, dan PBB) tetap sebagai inisiatif damai utama saat ini yang tidak tertandingi oleh inisiatif damai lainnya.
Sedangkan inisiatif sepihak Israel mundur dari Jalur Gaza dan wilayah Tepi Barat utara masih terus diupayakan masyarakat internasional sebagai bagian dari pelaksanaan konsep peta perdamaian.
Maka, KTT Liga Arab dinilai gagal mengakomodasi proses perdamaian Timur Tengah yang bergulir kembali saat ini, sesuai dengan realitas perkembangan baru di pentas regional dan internasional. Tugas troika Arab untuk menyosialisasikan proposal damai Arab itu praktis gagal sebelum mereka melaksanakan tugasnya.
Liga Arab juga memberi rekomendasi klasik atas isu-isu lain seperti isu Irak, Suriah, Sudan, dan bahkan tidak menyinggung masalah hubungan krusial Suriah-Lebanon pascatewasnya mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik al Hariri.
Reformasi yang telah direkomendasikan KTT Arab di Tunisia Mei 2004 juga dinilai lamban pelaksanaannya dan tidak ada inovasi atas konsep reformasi yang dituangkan dalam rekomendasi KTT Arab di Tunis.
Menyangkut reformasi institusi lembaga Liga Arab, KTT Arab di Aljazair hanya mengesahkan pembentukan parlemen Arab transisi selama lima tahun yang bermarkas di Damascus, Suriah. Sedangkan masalah pembentukan lembaga peradilan Arab dan dewan keamanan Arab ditunda pada KTT Arab tahun depan yang akan digelar di Khartoum, Sudan.
PENGAMAT politik dari Universitas Cairo, Ahmed Yousef Ahmed, mengatakan, KTT Arab di Tunisia tahun 2004 telah memberi rekomendasi, masalah pelaksanaan reformasi akan diputuskan pada KTT Arab di Aljazair. "Namun ternyata sidang dan dialog yang berlangsung hampir selama satu tahun ini hanya meloloskan pelaksanaan satu agenda reformasi, yaitu pembentukan parlemen Arab transisi selama lima tahun yang bermarkas di Damascus," kata Ahmed.
Menurut Ahmed, pemimpin Arab selalu segera setuju jika berbicara reformasi secara makro, tapi ketika menginjak pada pembicaraan rinci, mereka selalu berbelit-belit. Ia mencontohkan keputusan pembentukan lembaga peradilan Arab pada KTT Arab di Alexandria tahun 1964, namun sampai saat ini belum terlaksana.
Profesor ilmu politik pada Universitas Cairo, Hassan Nafa, dalam artikelnya berjudul "KTT Arab, dari Mana dan ke Mana" pada harian Asharq al Awsat edisi 21 Maret mengatakan, sejarah KTT Arab selalu diwarnai tiga masalah.
Pertama, isu konflik Arab-Israel mendominasi agenda acara KTT Arab. Kedua, KTT Arab selalu sebagai reaksi atas inisiatif atau situasi krisis yang diciptakan orang lain, bukan sebagai langkah preventif atau antisipatif menghadapi inisiatif atau situasi tertentu. Ketiga, keputusan KTT Arab bukan ditujukan menyelesaikan krisis atas isu tertentu yang menjadi tujuan digelarnya KTT tersebut, namun lebih ditujukan mengurangi tekanan akibat krisis atau ancaman yang dihadapi dunia Arab.
Menurut Nafa, sangat sulit forum KTT Arab menjelma sebagai terapi memperbaiki kelemahan institusi kerja sama Arab atau mengambil langkah preventif mencegah terjadinya sebuah krisis tanpa dilakukan reformasi mendasar lembaga Liga Arab.
Cendekiawan Arab, Hasyim Saleh, dalam artikelnya berjudul "Arab dari Pembebasan Asing Menuju Pembebasan Diri" pada harian Asharq al Awsat edisi 21 Maret mengatakan, bangsa Arab selama 50 tahun terakhir selalu mengumandangkan slogan "tidak ada suara yang lebih tinggi daripada suara pertempuran".
Maka, kata Saleh, seluruh upaya dan daya bangsa Arab dikonsentrasikan untuk menghadapi isu sentral, yaitu mengembalikan tanah yang diduduki, bebas dari dominasi asing, dan tidak seorang pun berbicara tentang kebebasan pers, sistem multipartai, dan hak berbeda pendapat.
Namun, lanjut Saleh, sekarang mulai terjadi perubahan mendasar meskipun perjalanan masih panjang. "Logika Arab lama telah menjadi bagian masa lalu dan kini diganti logika baru berkat pengaruh internal dan eksternal. Unjuk rasa hampir setiap hari di pusat kota Beirut, inisiatif Presiden Hosni Mubarak menggelar pemilu langsung dan rahasia di Mesir, atau keputusan Hamas ikut pemilu legislatif Palestina, menunjukkan adanya geliat perubahan ke arah demokrasi di dunia Arab," kata Saleh yang juga staf pengajar pada Universitas Sorbonne, Perancis.
Wartawan senior Al Ahram, Marsa Ataallah, mengatakan, jika seseorang menanyakan tentang KTT Arab yang digelar di Aljazair pada 22 dan 23 Maret lalu, niscaya dia akan menyampaikan bahwa Liga Arab berada dalam persimpangan jalan yang membutuhkan introspeksi diri dengan mengambil pelajaran selama 50 tahun terakhir, yakni sebuah masa yang penuh kepahitan dan kegagalan.
Menurut Ataallah, Liga Arab butuh energi baru untuk mengembalikan semangat rakyat Arab yang dihinggapi rasa putus asa dan kecewa hingga mereka tidak percaya lagi pada lembaga Liga Arab. Ia lebih jauh menegaskan, dunia kini memasuki era baru dengan ditandai perubahan besar dan mendasar dalam bentuk bergulirnya arus kebebasan, demokrasi, serta keterbukaan budaya dan pemikiran.
Maka, kata Ataallah, dunia Arab harus segera beradaptasi dengan perubahan dunia itu jika tidak ingin tergilas masa.
Ia juga mengatakan, mulai adanya perubahan logika berpikir para penguasa Arab ke arah demokrasi merupakan fenomena positif dan menjanjikan karena semakin tertanamnya demokrasi akan membantu memperkuat pula legitimasi pemerintah negara-negara Arab di mata masyarakat internasional dan rakyatnya pada masa ini.
Sedangkan Pemimpin Redaksi Harian Al Ahram Ibrahin Nafi dalam editorialnya hari Jumat (25/3) mengatakan, KTT Arab di Aljazair telah mencapai harapan minimal bangsa Arab dengan tekad mereka memperkuat semangat kerja sama Arab dan memperbaiki mekanismenya. Menurut Nafi, sekarang tinggal menunggu pelaksanaan keputusan KTT Arab Aljazair untuk diterjemahkan dalam kenyataan hingga rakyat Arab merasa adanya kerja nyata Liga Arab dan para pemimpinnya yang bisa memberi harapan masa depan yang menjanjikan kepada mereka. (KCM, Musthafa Abd Rahman, dari Cairo)

INDONESIA DAN KONFLIK PALESTINA-ISRAEL

Indonesia dan Konflik Israel-Palestina
trias kuncahyono
Akankah ada perdamaian di Timur Tengah? Fakta di lapangan, memang, membuat ciut hati semua pihak.
Sejak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menerbitkan Resolusi 242 Tahun 1967, sudah berapa banyak resolusi lainnya yang menyusul tetapi belum juga mampu menghentikan permusuhan Israel-Palestina. Sudah begitu banyak konferensi internasional atau perundingan perdamaian dilakukan, tetapi tanda-tanda damai itu juga belum kelihatan.
Dari sekian banyak perjanjian perdamaian, baru Perjanjian Camp David (1978) yang dapat dikatakan memberikan hasil. Perjanjian itu mengakhiri permusuhan antara Israel dan Mesir. Berdasarkan perjanjian itu, Israel mengembalikan Gurun Sinai yang direbutnya pada tahun 1967 kepada Mesir.
Usaha terakhir, sampai saat ini adalah lewat ”peta jalan damai” (roadmap). Usaha untuk mendamaikan Israel dengan Palestina dan menciptakan perdamaian secara menyeluruh di kawasan Timur Tengah itu dilakukan oleh empat pihak: AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB.
Akankah usaha paling mutakhir ini berhasil? Tidak mudah menjawab pertanyaan itu. Ketika prakarsa empat pihak itu dimulai (diumumkan 16 Juli 2002), situasi dan kondisi di lapangan memang berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Kelompok-kelompok utama, baik di Israel maupun di Palestina, berada pada posisi yang sama: menginginkan perdamaian. Mereka sama-sama menginginkan adanya kompromi dan solusi konflik yang pada akhirnya akan melahirkan dua negara yang hidup saling berdampingan secara aman dan damai.
Sementara itu, kelompok-kelompok radikal, baik di Israel maupun di Palestina, jumlahnya semakin sedikit. Mereka itu adalah kelompok yang tidak menghendaki berdirinya Negara Yahudi Israel dan kelompok yang tidak menghendaki berdiri Negara Palestina Merdeka.
Akan tetapi, sejak faksi radikal di Palestina, Hamas, memenangi pemilu legislatif pada tanggal 25 Januari, situasi di lapangan berubah. Peta politik di Israel pun, sejak Perdana Menteri Ariel Sharon keluar dari Partai Likud dan mendirikan Partai Kadima disusul terkena stroke, berubah. Ada tanda-tanda keengganan dari pihak Israel untuk duduk semeja dengan Hamas membicarakan perdamaian di masa depan. Memang, Hamas sudah menyatakan akan meletakkan senjata dan berunding, dengan syarat Israel melepaskan wilayah pendudukan, termasuk juga Jerusalem Timur.
Sampai di sini, fakta di lapangan mengisyaratkan bahwa perdamaian masih belum bisa terwujud. Paling tidak, dalam waktu dekat ini. Dalam kondisi seperti ini apa yang bisa diperankan oleh Indonesia. Pertanyaan lain mungkin, apa yang sudah dilakukan Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina?
Wujud konkret
Kesempatan bagi Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik Israe-Palestina, sebenarnya, terbuka lebar. Paling tidak, undangan kedua pihak yang berseteru—baik itu Israel maupun Palestina—merupakan tiket untuk masuk dan ikut terlibat. Israel secara jelas, seperti dikemukakan oleh Shimon Peres dan kemudian juga oleh Menlu Silvan Shalom, mengundang Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik. Bukan hanya Israel yang mengundang Indonesia untuk berperan aktif membantu menyelesaikan konflik di Timur Tengah, tetapi juga Palestina. Indonesia sendiri selalu menyatakan mendukung perjuangan bangsa Palestina.
Peluang ini yang rasanya perlu ditangkap oleh Indonesia. Sikap tegas menentang penjajahan merupakan sebuah keniscayaan. Demikian pula menciptakan ketertiban dunia merupakan sebuah tugas yang tidak bisa dipungkiri. Oleh karena kedua tugas mulai itu terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Itulah amanat konstitusi kepada bangsa ini.
Amanat Pembukaan UUD 1945 itu berulang kali ditegaskan oleh para presiden Indonesia dalam setiap pidato kenegaraannya. Misalnya, Presiden Megawati Soekarnoputri dalam pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 2004 mengatakan, ”Kita tetap mempertegas sikap Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina dalam perlawanannya terhadap Israel.” Hal yang hampir sama ditegaskan pula oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraannya tanggal 16 Agustus 2005.
Apa wujud konkret dari tekad itu? Apakah sebatas pada retorika-retorika belaka? Apakah dianggap cukup, misalnya, menggelar demonstrasi-demonstrasi mengecam Israel dan mendukung Palestina? Berapa lama dampak sebuah demonstrasi kalau hanya diadakan sekali-sekali kalau pas ada isu yang mencolok berkait dengan masalah Palestina?
Harus diakui bahwa hingga saat ini sumbangan Indonesia bagi perdamaian di Timur Tengah yang sebenarnya sangat diharapkan oleh pihak-pihak yang bertikai masih belum begitu konkret. Padahal, doktrin politik luar negeri Indonesia, bebas-aktif, mengamanatkan agar Indonesia bertindak aktif.
Kata aktif menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia (seharusnya) tidak pasif dan hanya mengambil sikap netral dalam menghadapi permasalahan-permasalahan internasional. Sebaliknya, Indonesia harus selalu aktif, mengambil prakarsa, proaktif.
Dalam konteks konflik Israel-Palestina, maka jelas pula posisi yang seharusnya diambil oleh Indonesia: mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk mencapai kemerdekaan dan mendukung upaya perdamaian di Timur Tengah agar segera terwujud. Soal mendukung perjuangan bangsa Palestina, sudah sedari dahulu ditegaskan Indonesia. Dukungan itu dikonkretkan antara lain dengan menjalin hubungan diplomatik. Akan tetapi, rasanya hal itu tidak cukup. Sebab, bagaimana mungkin dapat memberikan dukungan sepenuhnya sampai cita-cita bangsa Palestina untuk mendirikan sebuah Negara Palestina Merdeka terwujud, kalau Indonesia hanya berkomunikasi dengan satu pihak.
Bagaimana mungkin mendorong terciptanya perdamaian kalau yang didorong hanya Palestina, sementara pihak yang satu, yaitu Israel, didiamkan. Sama halnya bagaimana mungkin terjadi perdamaian Israel-Palestina kalau kedua belah pihak tidak pernah berkomunikasi, tidak pernah bertemu, berunding, dan akhirnya bersepakat untuk mengakhiri peperangan, mengakhiri permusuhan.
Berkomunikasi tidak berarti harus menjalin hubungan diplomatik. Indonesia tetap bisa berkomunikasi dengan Israel tanpa harus menjalin hubungan diplomatik terlebih dahulu. Dengan kata lain, komunikasi tidak hanya bisa dilakukan lewat jalinan diplomasi resmi, hubungan pemerintah dengan pemerintah.
Unsur nonpemerintah
Fakta lapangan membuktikan bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam konteks membantu perjuangan bangsa Palestina dan membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Apa yang dilakukan pemerintah akan selalu berbeban politik dan risiko diplomatik. Sebagai contoh, ketika terbetik berita Menlu Hassan Wirajuda bertemu Menlu Israel Silvan Shalom di New York, AS, segera berbuah beragam pendapat, pro dan kontra, lebih banyak yang kontra. Meskipun dalam pertemuan itu secara jelas dinyatakan, ”tidak membahas kemungkinan pembukaan hubungan diplomatik”.
Bahkan Menlu Hassan Wirajuda pun harus menjelaskan bahwa pertemuan itu bersifat informal dan dilakukan di sela-sela pelaksanaan Sidang Umum PBB. Bahkan, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ikut menegaskan bahwa pertemuan Menlu Hassan Wirajuda dan Menlu Silvan Shalom ”hanya membicarakan topik seputar kemerdekaan Palestina dan keamanan di sekitar wilayah tersebut”.
Fakta itu memberikan pesan yang tegas bahwa pemerintah tidak bisa ”berjalan” sendiri. Peranan pemerintah memang penting. Namun, adalah tidak kalah penting peranan unsur-unsur nonpemerintah: kalangan universitas, usahawan, budayawan, bahkan wartawan. Barangkali pemerintah bisa mencoba untuk melibatkan kalangan nonpemerintah dalam mewujudkan cita-citanya membantu perjuangan bangsa Palestina dan menciptakan perdamaian dunia, perdamaian Timur Tengah.
Strategi ini bukan hendak mengurangi peranan pemerintah dalam hal Departemen Luar Negeri. Akan tetapi, justru sebaliknya. Lewat strategi ini, Departemen Luar Negeri dalam memanfaatkan unsur-unsur nonpemerintah dengan cara memfasilitasi. Dengan demikian, melibatkan unsur nonpemerintah tidak menggantikan peran dan fungsi Departemen Luar Negeri, melainkan merupakan sebuah strategi untuk memperluas spektrum upaya bangsa Indonesia membantu bangsa Palestina.
Memang, strategi ini membutuhkan waktu. Perdamaian memang tidak bisa terwujud secara mendadak sontak. Perdamaian tidak juga jatuh dari langit. Perdamaian membutuhkan proses, membutuhkan perjuangan, membutuhkan pengorbanan. Itu pula yang harus disadari dan dilakukan baik oleh Israel maupun Palestina.

PRINSIP HIDUP

Ada orang-orang tertentu di lingkungan pergaulan yang kita kenal sebagai orang yang mencla-mencle. Label mencla-mencle diberikan kepada orang-orang yang dianggap tidak konsisten dalam menyikapi sesuatu.
Misalnya, setelah menyatakan setuju terhadap sesuatu, kemudian berubah menjadi tidak setuju dalam tempo yang relatif singkat. Mencla-mencle ini bisa terjadi untuk kasus-kasus kecil seperti setuju piknik atau tidak, sampai urusan-urusan yang besar menyangkut urusan negara. Tokoh-tokoh terkenal pun tidak lepas dari tuduhan mencla-mencle.
Tentu saja tidak ada orang yang suka dianggap mencla-mencle. Amin Rais menolak dianggap mencla-mencle. Gus Dur berang dan balas menuduh ketika dirasani Sultan HB X sebagai orang yang mencla-mencle, dalam kaitan rencana bertemu Megawati di Yogyakarta.
Kita pun merasa malu kalau dianggap mencla-mencle. Mencla-mencle memang merupakan label yang negatif. Orang yang mencla-mencle berarti orang yang kurang memiliki pendirian, tidak berketetapan hati, atau tidak berprinsip.
Prinsip Hidup
Meminjam arti yang tertulis dalam The Penguin Dictionary of Psychology, prinsip dapat berarti suatu aturan umum yang dijadikan sebagai panduan perilaku.
Jadi orang yang tidak memiliki (atau kekurangan) prinsip berarti adalah orang yang tidak (atau kurang) mempunyai aturan umum yang dijadikan sebagai panduan perilaku.
Karena itu, maklumlah bila orang yang tidak memiliki pendirian/ketetapan hati/prinsip menjadi mudah berubah-ubah sikap atau respon, mengikuti ke mana saja arah angin bertiup; seringkali berupa pendapat orang lain atau situasi, yang paling menguntungkan atau paling aman.
Menurut John Powel, penulis buku Unconditional Love, prinsip hidup adalah wawasan yang bersifat umum, yang diterima atau dilekatkan pada situasi yang dipilih. Misalnya, kita memegang prinsip bahwa yang baik harus dilaksanakan, sedangkan yang buruk harus dihindari.
Prinsip ini mengarahkan perilaku kita untuk memilih yang baik dan menolak yang buruk ketika dihadapkan pada pilihan antara kedua hal tersebut. Prinsip apa saja yang kita pegang, sangat terkait dengan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan, tujuan hidup, dan nilai-nilai yang kita kukuhi atau kita pegang.
Apabila kita memiliki kebutuhan untuk memperoleh hal-hal yang akan memberikan kesenangan, ingin mencapai kesenangan dalam hidup, maka hal-hal yang kita pandang akan memberikan kesenanganlah yang paling tinggi nilainya buat kita melebihi hal-hal yang lain. Selanjutnya prinsip kesenangan (pleasure principle) atau hedonismelah yang menjadi wawasan dan panduan perilaku kita dalam berbagai situasi.
Apabila kekuasaan yang menjadi kebutuhan, dan kita menjadikannya sebagai tujuan dalam hidup, maka kekuasaan memiliki nilai yang tinggi dan menjadi penting bagi kita. Dalam keadaan demikian, maka prinsip kekuasaanlah yang menjadi wawasan dan panduan perilaku kita dalam berbagai situasi.
Para altruis (orang-orang yang cenderung ingin menyejahterakan orang lain karena empati) memiliki dorongan yang kuat untuk dapat berbuat banyak bagi orang lain. Apabila hal tersebut telah menjadi tujuan hidupnya, dan menyejahterakan orang banyak merupakan nilai tertinggi dalam hidupnya, maka prinsip altruisme yang menjadi wawasan dan panduan perilakunya.
Integritas
Prinsip hidup setiap orang berbeda-beda, dan tidak semuanya dapat diterima oleh masyarakat. Meski demikian, pada umumnya orang yang tidak memiliki pendirian/ketetapan hati/prinsip dianggap tidak memiliki integritas.
Integritas adalah karakteristik yang dimiliki seseorang yang telah mampu mengembangkan kepribadiannya sedemikian rupa sehingga mencapai tingkat perkembangan yang tinggi, seimbang, dan terpadu antarberbagai aspek dalam dirinya: fisik, psikis, sosial, dan spiritual.
Integritas biasanya diasosiasikan dengan kejujuran dan kesesuaian antara nilai-nilai dan perilakunya. Kejujuran berkembang karena tidak adanya konflik antara aspek fisik, psikis, sosial, dengan aspek spiritual.
Antara nilai-nilai dan perilaku terdapat kesesuaian karena spiritualitas yang memimpin perilaku. Sekadar catatan, spiritualitas merupakan realisasi nilai-nilai, termasuk nilai-nilai moral.
Orang yang memiliki integritas telah memiliki pandangan hidup yang jelas. Mereka memiliki jawaban yang pasti terhadap pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut dirinya sendiri: Siapakah aku (fisik, psikis, sosial, spiritual)?
Apakah tujuan hidupku?
Apa sajakah keinginan-keinginanku? Nilai-nilai hidup manakah yang paling penting dan mana yang tidak penting bagiku? Pengenalan terhadap diri sendiri semacam itu merupakan fondasi untuk menemukan prinsip hidup.
Prinsip hidup orang yang memiliki integritas selalu bersesuaian dengan prinsip-prinsip moral yang sah. Gary Yukl, dalam bukunya Leadership in Organization, menegaskan bahwa perilaku orang yang memiliki integritas haruslah konsisten dengan prinsip-prinsip moral yang absah. Prinsip moral ala Robinhood, yaitu menolong orang miskin dengan mencuri milik koruptor, termasuk yang tidak sah.
Persoalan timbul apabila seseorang: (1) kurang mengenal dirinya sendiri; (2) kekurangan wawasan untuk menentukan batas-batas moral; (3) mengabaikan prinsip hidup yang telah dirintis dan diguratkan dalam hati demi kepentingan sesaat; (4) menyadari bahwa ia memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang tidak sesuai dengan norma masyarakat namun ingin menampilkan diri sebagai orang yang bermoral tinggi agar tetap dihargai (munafik).
Dalam keadaan demikian berarti orang yang bersangkutan tidak memiliki prinsip yang kokoh. Prinsip hidup yang dipegang tidaklah cukup menghasilkan sikap atau perilaku yang konsisten dan dapat menjadi mencla-mencle.
Upaya Menegakkan
Menganut sebuah prinsip hidup membuat kerja psikis kita lebih efisien (ekonomis).
Apabila dihadapkan pada situasi yang mengharuskan kita memilih, kita menjadi mudah untuk menentukan pilihan; tentu saja yang sesuai dengan prinsip hidup yang telah kita anut. Setiap kali menentukan sikap atau tindakan, kita tidak perlu membongkar seluruh diri untuk mencari tahu apa yang paling kita inginkan karena sudah mengetahuinya.
Jadi, bagaimanakah caranya menegakkan prinsip hidup? Seperti telah disebutkan di atas, pengenalan terhadap diri sendiri merupakan fondasi untuk menemukan prinsip hidup. Pengenalan terhadap diri pribadi ini dapat berlangsung seumur hidup.
Orang bijak mengatakan bahwa kita harus selalu mawas diri. Semakin sering mawas diri, semakin jelas prinsip hidup apa yang harus ditegakkan.
Yang menjadi persoalan adalah bahwa mengenali diri sendiri seringkali dirasa sebagai pengalaman yang menyakitkan. Bagi kebanyakan orang, tidak mudah untuk dapat menerima kenyataan bahwa dirinya memiliki kelemahan.
Untuk menghindari pengalaman yang menyakitkan ketika menemukan kekurangan diri sendiri, banyak mekanisme yang mungkin ditempuh, seperti represi (disimpan dalam alam bawah sadar), rasionalisasi (mencari pembenaran untuk kelemahan yang ada), proyeksi (mengingkari, menganggap bahwa itu merupakan kekurangan orang lain).
Mekanisme-mekanisme pertahanan ego semacam itu sebenarnya justru dapat menghasilkan penyimpangan perilaku. Cara yang sehat adalah dengan menerima, baik kelebihan maupun kekurangan yang kita miliki. Tentu saja, hal-hal yang positif bisa kita kembangkan, hal-hal yang negatif semakin mengecil.
Selamat menegakkan prinsip!
M.M. Nilam Widyarini, Dosen pada program S1 dan S2 Psikologi Universitas Gunadarma, Jakarta

WISATA RANSEL KE PULAU FLORES

Wisata Ransel ke Flores
Anda pernah mendengar istilah backpacking? Secara bebas saya terjemahkan saja sebagai "wisata ransel". Pelaku wisata ini cukup membawa satu ransel punggung yang besar untuk mengemas seluruh bawaannya. Sebetulnya ini termasuk jenis wisata petualangan dengan ongkos hemat. Wisata ini khususnya digemari oleh remaja Amerika dan Eropa.
Dalam wisata ini, kita tidak mencari hotel mewah atau restoran yang eksklusif, tetapi menjelajahi daerah wisata hanya bermodalkan ransel dan tenda. Dengan cara ini kita memang tidak bisa bermewah-mewah, tetapi justru dapat bersantai dalam kesahajaan, sekaligus belajar banyak dari petualangan yang diperoleh. Baru-baru ini saya sempat mencoba berwisata ransel ke Pulau Flores selama sembilan hari. Dengan modal ransel, saya mengawali perjalanan dari Labuhan Bajo, di ujung barat Pulau Flores, dan pulang dari Maumere di Flores Timur. Sesampainya di Bandara Komodo, Labuhan Bajo, saya sempat terkejut melihat raut muka orang Flores dengan kumis khasnya yang terkesan garang. Tetapi, begitu diajak berbicara, mereka sangat ramah dan tidak segan-segan membantu kita. Kota Labuhan Bajo sangat kecil, hanya terdiri dari sebuah jalan utama. Di sepanjang jalan terdapat berbagai macam penginapan dan restoran serta toko-toko kecil. Ada beberapa restoran yang cukup besar dengan papan petunjuk berbahasa Inggris. Jika kita menyusuri jalan utama Labuhan Bajo dari arah bandara, maka di sebelah kiri akan terlihat Pantai Bajo yang sangat indah, dengan Pulau Monyet yang terletak di tengah-tengah teluk. Konon, di pulau itu hidup puluhan kera yang asal-usulnya masih misterius. Duduk santai sambil melihat matahari terbenam di Teluk Bajo merupakan pengalaman yang sangat indah, dengan sinar matahari yang menguning dan kapal-kapal nelayan yang menyalakan petromaks mereka. Tetapi, ketika malam tiba, seluruh pantai gelap gulita, hanya lampu-lampu dari kapal nelayan yang dapat dilihat. Setelah menginap di salah satu losmen, saya memutuskan untuk pergi ke Pulau Komodo keesokan harinya. Berdasarkan info dari pegawai losmen dan beberapa rekan sesama turis, akhirnya saya memutuskan untuk menyewa kapal nelayan dan berangkat pukul enam pagi ke Pulau Rinca. Taman Nasional Komodo terdiri dari dua pulau, yaitu Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Jika Anda punya banyak waktu, dianjurkan untuk menginap di Pulau Komodo, karena pulau itu lebih besar dan membutuhkan sekitar empat jam perjalanan lewat laut. Tapi untuk kunjungan singkat, Pulau Rinca lebih tepat, sebab dapat dicapai dengan 2½ jam perjalanan saja. Bila dengan speedboat tentu jauh lebih cepat. Perjalanan ke Pulau Rinca sangat indah. Dengan perahu nelayan kami menyusuri pantai Barat Flores, melalui belasan pulau-pulau kecil dan gosong-gosong pasir. Banyak ikan berloncatan di permukaan laut, seperti ikan tongkol dan ikan cucut. Kadang-kadang ada sekawanan ikan terbang yang melayang di atas air. Pulau Rinca cukup dekat, kita hanya menyeberangi Selat Molo yang memisahkan Pulau Rinca dari daratan Flores. Menurut info dari pengemudi perahu, jika kita berlayar ke Pulau Komodo melalui Selat Sape, maka pada bulan-bulan tertentu kita dapat melihat sekawanan ikan paus dan lumba-lumba yang sedang bermigrasi menuju Samudra Pasifik. Sungguh menakjubkan! Pulau Rinca menawarkan pemandangan yang lain. Dengan puluhan pohon pinang dan lansekap yang gersang, Anda akan merasa seperti berada di zaman purba seperti di film Jurassic Park. Apalagi ketika melihat komodo yang sedang berjalan melintas, maka kita seakan melihat Raptor atau T-Rex sedang berlalu-lalang. Dengan dipandu oleh seorang jagawana, saya menempuh perjalanan sekitar lima kilometer dengan berjalan kaki. Di sepanjang perjalanan kami bisa melihat sekawanan rusa, burung gosong, kerbau hutan, dan tidak lupa belasan komodo dengan berbagai posisi. Sungguh pengalaman yang luar biasa, bisa menyaksikan komodo, sang Fosil Hidup, di habitat alamiahnya! Keesokan harinya saya melanjutkan perjalanan ke Ruteng. Ruteng adalah ibukota Kabupaten Manggarai yang terletak di pegunungan. Saya menumpang angkutan antarkota yang di Jakarta dikenal dengan mobil tiga perempat. Karyawan losmen mengingatkan bahwa supir angkutan itu "gila" cara menyetirnya. Ternyata mereka tidak segila supir-supir bus di Jawa. Saya bisa duduk santai sambil melihat pemandangan tanpa merasa mabuk. Pemandangan sepanjang perjalanan sangat indah. Lansekap Flores sangat berbeda dengan Jawa, karena kontur tanahnya lebih ekstrim. Jarak antara bukit atau gunung dengan laut sangat dekat, sehingga dalam satu jam perjalanan Anda dapat bergerak dari pantai ke puncak gunung, lalu melihat laut dari puncak gunung. Kondisi jalannya cukup bagus, seringkali berkelok-kelok dan terjal. Mobil angkutan yang saya naiki penuh dengan barang dan ternak di atapnya. Beberapa orang juga membawa golok, yang sebenarnya sudah tidak diperlukan sejak adanya jalan raya, tetapi tetap dibawa dalam perjalanan jauh sebagai tradisi. Ada juga yang menggunakan kopiah serta sarung khas Manggarai yang hitam dengan pola warna-warni. Mereka sangat ramah dan kami mengobrol dengan akrab, walaupun saya agak sulit mengikuti pembicaraan karena seringkali mereka menggunakan bahasa daerah. Kota Ruteng lebih besar dari Labuhan Bajo. Ruteng terletak di pegunungan, di dekat Gunung Ranaka yang masih aktif. Kebetulan saya bisa menginap di rumah rekan yang saya kenal di Jakarta, dan berada di sana pada saat Natal. Di sanalah justru saya bisa mencicipi masakan khas Flores, karena restoran Flores sangat jarang ditemukan. Makanan khas Flores adalah roti kompiang, yaitu roti padat yang diberi wijen. Ada juga sayur daun paku yang rasanya segar dan agak pahit, serta minuman sopi yang beralkohol. Orang Manggarai sangat suka minum kopi. Setiap kali bertamu, Anda akan disuguhi kopi buatan sendiri yang rasanya sangat mantap. Bahkan, untuk orang Manggarai ada acara minum kopi sebelum tidur! Natal di Ruteng juga menawarkan kesan tersendiri. Sebagian besar penduduk Flores beragama Katolik, sehingga Natal merupakan perayaan besar di sana. Tidak seperti di Jakarta, di mana manusia salju dan pohon natal mendominasi dekorasi Natal, orang Flores menaruh lampion yang berbentuk bintang, pohon cemara, atau gereja di depan rumah sebagai dekorasi Natal. Di pinggir jalan dan sekitar gereja juga banyak ditemukan lampion-lampion itu. Bila kita berjalan-jalan di malam hari, Kota Ruteng menjadi seperti pohon natal raksasa dengan hiasannya yang menyala di malam hari. Pada malam Natal dan tanggal 25 Desember, Ruteng seperti kota mati. Semua toko tutup. Hampir semua angkutan umum tidak beroperasi. Penduduk Ruteng berjalan beriringan menuju ke gereja yang terletak di kaki bukit. Misa pun berlangsung dengan khidmat, disertai acara persembahan adat. Para tetua adat secara simbolis menyerahkan hasil bumi dari daerah mereka sebagai persembahan kepada Tuhan. Indonesia sebenarnya memiliki potensi wisata yang luar biasa. Sayangnya, sebagai orang Indonesia kita kadang kurang menyadarinya, bahkan memilih untuk pergi ke luar negeri untuk berwisata. Memang, sarana wisata kita jauh dari memadai. Tetapi, itu bukan alasan bagi kita untuk tidak menggalinya. Justru kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mengembangkan kekayaan alam kita? Dengan wisata ransel, selain melihat pemandangan alam, kita juga dapat menyelami kehidupan penduduk asli di tempat wisata tersebut, mengenali cara berpikir mereka, budaya mereka, dan adat istiadat mereka. Pengalaman ini juga dapat mengembangkan kecintaan kita terhadap bumi Indonesia. Masih banyak keindahan lain yang sedang menunggu untuk penggemar wisata ransel: keindahan Pulau Sawu, desa pemburu ikan paus di Pulau Lembata, alam laut Banda, panorama Bukittinggi, dan lain-lain. Jadi, tunggu apa lagi? (bondan winarno, pimred suara pembaharuan) (SABDA-ALAM)