Buatku, hidup ini tidak lebih penting kecuali memberikan arti bagi kehidupan itu sendiri.saya tidak pernah merasa sudah hidup sebelum bisa menghidupi bagi banyak kehidupan. (Makna Hidup) Sementara kebendaan dan material adalah tempat munculnya kehidupan, dia bukanlah sumber kehidupan. Saya tidak akan pernah bisa hidup tanpa materi (tubuh), and so makan, minum, seks & semua aktifitas kehidupan lainnya. Tapi adanya "saya" menjadi hidup bukanlah untuk materi. (Sarana Hidup)

Thursday, January 11, 2007

Jadikan Hidup Lebih Berharga: September 2006

Jadikan Hidup Lebih Berharga: September 2006

Thursday, September 28, 2006

Jadikan Hidup Lebih Berharga

Jadikan Hidup Lebih Berharga

Monday, September 25, 2006

Komisi II DPR verifikasi Manggarai Timur

Komisi II DPR verifikasi Manggarai Timur
Borong, PK
Kabupaten Manggarai Timur (KMT) dipastikan menjadi daerah otonom paling lambat tahun 2007 mendatang. Sebab berkas administrasi serta sejumlah persyaratan lainnya sudah lengkap. Bahkan dari 19 wilayah yang diusulkan menjadi daerah otonom berdasarkan hak inisiatif DPR, Manggarai Timur dinyatakan paling lengkap. Hasil verifikasi Komisi II DPR RI bahwa Borong calon Ibu kota Kabupaten Manggarai Tumur juga tidak menemukan hambatan apa pun.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI sekaligus ketua tim verifikasi, H Facruddin, menyampaikan hal itu dalam sambutannya usai meninjau lokasi calon Ibu kota Kabupaten Manggarai Timur di Borong, Sabtu (23/9). Rombongan tim verifikasi calon Kabupaten Manggarai Timur itu terdiri anggota komisi Komisi II, HA Mudjib Rochmat, Ben Vincent Djeharu, Hj. Nidalia Djohansyah Makki, Jazuli Juwaini dan Saut M Hasibuan. Sementara Cipry Aoer dari Komisi X turut datang bersama rombongan serta dua orang sekretariat dan wartawan TVRI.
Menurut Facruddin, jika dari sisi administrasi dan aspirasi tidak ada hambatan, maka yang harus dipersiapkan secara dini adalah menyiapkan infrastruktur yang memadai demi pelayanan kepada masyarakat. Sebab apalah artinya pemekaran wilayah jika tidak mempersiapkan diri secara baik. Inti pemekaran adalah mendekatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. "Ciptakan persatuan dan kesatuan, bangunlah persaudaraan sehingga niat dan aspirasi pemekaran wilayah memberi dampak positif bagi seluruh masyarakat Manggarai Timur," ajak Facruddin.
Dia menjelaskan, selaku komisi yang membidangi otonomi daerah dan sesuai dengan amanat undang-undang, maka Komisi II DPR RI melalui hak inisiatif berhak dan wajib mengajukan pemekaran wilayah. Manggarai Timur termasuk dalam daftar yang diusulkan menjadi daerah otonom. Aspirasi dari semua elemen mencerminkan hakekat dan usulan pemekaran wilayah adalah kebutuhan masyarakat Manggarai Timur. Apalagi setelah mencermati berkas administrasi serta meninjau lokasi tidak ada hambatan sedikit pun. Karena itu tidak ada alasanbagi pemerintah membatalkan rencana pemekaran Kabupaten Manggarai Timur menjadi daerah otonom.
"Bupati, anggota Dewan, tokoh masyarakat dan tua adat sudah bertemu kami di Jakarta. Semua administrasi tidak bermasalah, maka kehadiran kami di Borong ini mau melihat secara dekat rencana pemekaran Kabupaten Manggarai Timur. Kami berkesimpulan usulan pemekaran Manggarai Timur berasal dari kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Semua administrasi dan uji petik lapangan sudah memenuhi persyaratan. Tugas kami kurang lebih dua bulan kalender kerja membahas semua aspirasi dan hasil peninjauan lapangan. Kami komit untuk memperjuangkan secara maksimal pembentukan Manggarai Timur. Sebab, kami sudah melihat kondisi lapangan dan aspirasi masyarakat," katanya.
Sementara anggota tim verifikasi, HA Mudjib Rochmat, Ben Vinseb Djeharu, Hj Nidalia Djohansyah Makki, Jazuli Jumwaini, Saut M Hasibuan, menyatakan komitmen mereka yang sungguh dan ikhlas merealisasikan semua aspirasi masyarakat. "Kami datang dari Jakarta di tengah kesibukan menjelang puasa. Kami komit memekarkan Manggarai Timur menjadi daerah otonom," janji mereka
Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok, mengatakan semua persyaratan sudah lengkap. Masyarakat Manggarai Timur mengharapkan agar aspirasi yang lahir dari kesadaran dan kebutuhan masyarakat dapat diakomodir secepatnya. (lyn)

Sunday, September 24, 2006

Pesan Sri Paus Untuk Hari Doa Panggilan Sedun ia

PESAN SRI PAUS BENEDIKTUS XVI UNTUK HARI DOA PANGGILAN SEDUNIA KE 43
7 MEI 2006 - MINGGU PASKAH KE EMPAT
Tema: Panggilan di dalam misteri Gereja
Rekan-rekan Uskup yang mulia,
Saudara-saudari yang terkasih!
Perayaan Hari Doa Panggilan Sedunia yang akan datang memberiku kesempatan mengundang segenap Umat Allah untuk merefleksikan tema “Panggilan dalam Misteri Gereja”. Rasul Paulus menulis, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus ... sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan ... Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus" (Ef 1:3-5). Sebelum penciptaan dunia, yakni sebelum keberadaan kita, Bapa Surgawi telah memilih kita secara pribadi, memanggil kita untuk mengambil bagian dalam hubungan keputraan denganNya, melalui Yesus, Sabda yang menjelma menjadi manusia, di bawah bimbingan Roh Kudus. Dengan wafat bagi kita, Yesus telah memasukkan kita ke dalam misteri cinta Bapa, cinta yang menyelubungiNya sepenuhnya dan yang telah dipersembahkanNya pada kita semua. Atas cara itu, bersatu dengan Yesus, yang adalah Sang Kepala, kita membentuk satu tubuh, yakni Gereja.
Beban-beban sejarah selama dua millenium mempersulit kita untuk memahami kebaruan misteri ke-Putra Ilahia-an yang menakjubkan itu, yang menjadi pusat ajaran Santo Paulus. Bapa, demikian diinggatkan Paulus, “telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi" (Ef 1:9-10). Dan dengan antusiame, ia menambahkan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara" (Rm 8:28-29). Visi iman itu sungguh mengagumkan: kita dipanggil untuk hidup sebagai saudara-saudari Yesus, untuk merasa sebagai putra dan putri dari Bapa yang sama. Inilah anugerah yang melampaui segala gagasan dan rencana manusia belaka. Pengakuan iman yang sejati membuka lebar pikiran dan hati kita akan misteri Allah yang tiada batasnya, yang meresapi keberadaan manusia. Oleh karenanya, apa yang seharusnya dikatakan terhadap godaan, yang sedemikian kuat di jaman kita ini, merasa diri cukup sehingga menutup diri terhadap rencana Allah yang tersembunyi di hadapan kita? Cinta Bapa, yang mewahyukan diri dalam pribadi Yesus, mempertanyakannya dari kita.
Untuk menjawab panggilan Allah dan menjalaninya, tidak perlulah telah sempurna. Kita tahu bahwa kesadaran akan dosanya telah membuat anak yang hilang itu mengambil jalan kembali dan mengalami sedemikian rupa kegembiraan berdamai dengan Sang Bapa. Kerapuhan dan keterbatasan manusiawi tidak menjadi halangan, sebaliknya menjadi keadan yang membuat kita semakin sadar akan kenyataan bahwa kita membutuhkan rahmat penebusan Kristus. Inilah inti pengalaman Santo Paulus ketika mengaku: "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku" (2Kor 12:9). Di dalam misteri Gereja, Tubuh Mistik Kristus, kuasa Ilahi dari cinta mengubah hati manusia, seraya membuatnya mampu membagikan cinta Allah itu bagi sesama. Selama berabad-abad, banyak pria dan wanita, yang diubah oleh cinta ilahi, telah membaktikan hidupnya demi Kerajaan Allah. Sudah sejak di pinggir danau Galilea telah banyak orang membiarkan dirinya ditaklukkan oleh Yesus: mereka adalah pencari kesembuhan tubuh dan jiwa dan telah disentuh oleh kuasa rahmatNya. Yang lain telah dipilih-Nya secara pribadi dan menjadi rasul-rasulNya. Kita juga menemukan beberapa orang, seperti Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lainnya, yang mengikuti Dia atas kehendaknya sendiri, hanya karena kasih, namun seperti rasul Yohanes, mereka juga mendapatkan tempat yang istimewa dalam hatiNya. Mereka semua, pria dan wanita, yang telah mengenal misteri cinta Bapa melalui Yesus, menghadirkan pelbagai bentuk panggilan yang senantiasa hadir dalam Gereja. Model dari mereka yang dipanggil untuk memberikan kesaksian secara khusus akan kasih Allah, adalah Maria, Bunda Yesus, yang dalam peziarahan
Dalam Kristus, Kepala Gereja, yang adalah TubuhNya, semua umat Kristiani membentuk "sebuah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia" (1Pet 2:9). Gereja adalah Kudus, meskipun anggota-anggotanya perlu dimurnikan, untuk menyatakan bahwa kesucian, yang adalah Rahmat Allah, dalam diri mereka dapat bersinar sepenuh-penuhnya. Konsili Vatikan II mengarisbawahi panggilan umum akan kesucian , seraya menegaskan bahwa, “ Para pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan dalam tuhan Yesus, dan dalam babtis iman sungguh-sungguh dijadikan anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi suci.” (LG 40). Di dalam kerangka panggilan universal ini, Kristus, Imam Tertinggi, karena perhatianNya akan Gereja kemudian , dari setiap generasi, memanggil pribadi-pribadi tertentu untuk memelihara Umat-Nya; secara khusus, panggilan akan pelayanan imamat, orang-orang yang mengwujudnyatakan fungsi kebapaan, yang bersumber dari kebapaan dari Allah sendiri (Ef 3:14). Misi imam dalam Gereja tak tergantikan. Oleh karenanya, meski di beberapa tempat terjadi kekurangan imam, hal itu tidak dapat mengurangi keyakinan kita bahwa Kristus terus menerus mengangkat sejumlah pria, yang mana, seperti Para Rasul, meninggalkan semua pekerjaan lainnya, mendedikasikan diri mereka secara penuh kepada perayaan misteri-misteri suci, pewartaan Injil dan pelayanan pastoral. Dalam Anjuran Apostolik Pastores Dabo Vobis, Paus Yohanes Paulus II telah menegaskan bahwa "Hubungan imam dengan Yesus Kristus, dan dalam Dia dengan GerejaNya, terdapat pada keyataan pribadi imam, berdasarkan pentabhisan/pengurapan secara sakramental, maupun dalam kegiatannya, artinya: dalam misinya dan pelayanannya. Kuhusnya : imam sebagai pelayan mengabdi kepada Kristus yang hadir dalam gereja sebagai msiteri, persekutuan dan perutusan. Berdasarkan partisipasinya dalam ‘pengurapan’ dan ‘perutusan’ ‘Kristus, imam dapat meneruskan doa Kristus, SandaNya, korban serta karya penyelamatanNya dalam Gereja. Begitulah imam menjadi hamba Gereja sebagai misteri karena ia dengan nyata mewujudkan lambang-lambang Gereja dan menandakan kehadiran Yesus yang bangkit” (PDV 16)
Panggilan khusus lainnya, yang menempati tempat istimewa dalam Gereja, adalah panggilan akan hidup bakti. Mengikuti teladan Maria dari Bethania yang "duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya" (Luk 10:39), banyak pria dan wanita membaktikan diri mereka untuk mengikuti Yesus secara khusus dan sepenuhnya. Mereka, meskipun melaksanakan pelbagai bentuk pelayanan dalam bidang pembinaan manusia dan perhatian bagi orang miskin, pengajaran dan bantuan bagi orang sakit, tidak menganggap aktivitas-aktivitas ini sebagai tujuan utama hidup mereka, karena, sebagaimana digarisbahwahi dalam Kitab Hukum Kanonik, “tugas yang pertama dan terpenting dari semua kaum religius adalah merenungkan kebenaran-kebenaran ilahi dan persekutuan yang menetap dengan Allah dalam doa (Kan. no. 663 §1). Lebih dari itu, dalam anjuran apostolik Vita Consecrata Paus Yohanes Paulus II mencatat: "Dalam tradisi Gereja profesi religius dipandang sebagai pendalaman yang khusus dan subur pengudusan yang diterima melalui Baptis, sejauh merupakan upaya bagi pengembangan persatuan erat dengan Kristus yang sudah muali dari pada Babtis menjadi kurnia keserupaan yang lebih penuh, lebih eksplisit dan otentik dengan Dia melalui pengikraran
Mengingat nasehat Yesus: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit; Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Mat 9:37), sungguh-sungguh kita ingat akan kebutuhan untuk mendoakan panggilan-panggilan bagi imamat dan hidup bakti. Janganlah heran bahwa di mana orang berdoa dengan sungguh-sungguh, panggilan-panggilan itu berkembang. Kesucian Gereja bergantung mutlak dari kesatuan dengan Kristus dan dari keterbukaan terhadap misteri rahmat yang bekerja di dalam hati semua umat beriman. Untuk itu, saya mengundang semua umat beriman untuk memelihara hubungan intim dengan Kristus, Guru dan Gembala dari UmatNya, seraya menyerupai Maria, yang menyimpan dalam jiwa misteri-misteri ilahi dan merenungkannya terus-menerus (Luk 2:19). Bersama dengan Maria, yang menenpati tempat utama dalam misteri Gereja, kita berdoa:
Ya, Bapa, bangkitkanlah di antara umat kristianipanggilan suci dan berlimpah bagi imamatyang menghidupkan imandan memelihara tradisi yang dianugerahkan PutraMu, Yesusmelalui pewartaan SabdaNyadan pelayanan sakramen-sakramenyang dengannya Kau perbaharui terus menerus umatMu.
Berilah kami pelayan-pelayan suci altarMu yang semoga dengan penuh perhatian menjadi penjaga sungguh sungguh dari Ekaristitanda rahmat tertinggi Kristusbagi keselamatan dunia
Panggilah para pelayan kerahimanMuyang, melalui sakkramen tobatmembagikan kegembiraan dari pengampunanMu.
Buatlah , ya Bapa, agar gereja menerima dengan gembirapelbagai inspirasi Roh PutraMudan, patuh bagi ajaran-ajaranNya,yakin akan pangilan bagi pelayanan imamat dan hidup bakti.
Bantulah para Uskup, imam, diakon,kaum religius dan semua yang dibabtis dalam Kristusagar melaksanakan dengan setiamisi mereka bagi pelayanan demi Injil.
Kami mohonkan semua ini dengan perantaan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Maria, Ratu para Rasul, doakanlah kami.
Dari Vatikan, 5 Maret 2006.BENEDIKTUS XVI

Surat KWI kepada Presiden RI tentang Hukuman Mati di Indonesia
Yth.
Bapak Susilo Bambang Yudoyono,
Presiden Republik Indonesia,
Di Jakarta.

Dengan hormat dan salam sejahtera,
Bersama surat ini, perkenankanlah kami Presidium Konferensi WaligerejaIndonesia, mengutarakan suatu masalah yang dalam beberapa hari terakhirini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, yaitu masalah hukuman mati.

Dengan hukuman mati, hidup seseorang diakhiri dan tidak bisa dikembalikanlagi, kendati di kemudian hari kebenaran yang sesungguhnya dapatmengungkapkan yang berbeda.

Apalagi negara kita, Republik Indonesia, telah meratifikasi Perjanjian(Kovenan) Hak Sipil dan Politik dimana hak hidup setiap orang diakui dandijunjung tinggi.

Oleh karena itu, perkenankanlah kami, Presidium Konferensi WaligerejaIndonesia, dengan tulus memohon ditundanya pelaksanaan hukuman matiterhadap siapapun, dan semoga hukuman mati di Indonesia dihapuskan untukselanjutnya.

Kami percaya bahwa Bapak Presiden akan dengan penuh kebijaksanaanmengambil keputusan yang terbaik.Presidium Konferensi Waligereja IndonesiaKetuaKardinal Julius Darmaatmadja,SJUskup Agung JakartaSekretaris JenderalUskup Agung I. Suharyo,Pr Uskup Agung Semarang

Saturday, September 23, 2006

Opini Terkait Eksekusi Mati Tibo, cs (pos kupang)

Epilog Untuk Tibo, Cs
Oleh Ben Wego *
SEBENARNYA yang menarik juga dari buku Machete Season oleh Jean Hatzfeld (2006) adalah kata pengantar Susan Sontag. Di bagian terakhir kata pengantar itu ia mengatakan kejujuran para pembunuh atas pembunuhan massal (genocide) yang memakan jumlah korban sekitar 800.000 jiwa dalam konflik Rwanda memberikan pelajaran moral berharga bagi orang dewasa bahwa kita tidak ada hak untuk mengelak dari kenyataan bahwa ada yang suka membunuh. Kendati kenyataan itu menyakitkan tapi itu jadi bagian dari moralitas orang dewasa. Apakah orang dewasa bisa melakukannya?
Dalam tempo yang relatif singkat, kurang lebih tujuh bulan (April-Oktober) kemanusiaan mendapat noktah hitam yang disponsori oleh orang-orang yang bersenjata yang tahu soal strategi dan mencoba untuk keluar dari jerat hukum. Dalam film Hotel Rwanda, Jenderal Mizibunggu adalah opium yang mengalir dalam nadi para pembunuh. Penyekapan dan pembunuhan yang dilakukan di sebuah hotel atas para pengungsi yang adalah suku Tutsi akhirnya menarik masuk juga Paul Rosesabagina yang berasal dari suku Hutu yang mencoba bernego siang malam bahkan berjanji untuk membayar Jenderal Mizibunggu dan para pengikutnya agar berhenti melakukan perbuatan jahanam itu.
Tapi uang tampaknya selalu kalah dan selalu tidak memuaskan. Penyekapan itu kemudian berhasil diintervensi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Jenderal Mizibunggu dan pembantunya George Rutugunda yang sempat melarikan diri di pengasingan akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman sebagai penjahat perang dan hukuman seumur hidup.
Dalam Machete Season ada dari para pembunuh itu yang bersaksi dengan sangat sedih dan menohok. Para pembunuh itu dibawa ke sebuah lapangan untuk dilatih dengan komando-komando yang strategis, tragis dan barbaris. Mereka diperintahkan pertama dan utama untuk membunuh dan ketika mereka mendapat kesulitan eksistensial berhadapan dengan gejolak kemanusiaan di dalam gurat hati nurani karena membunuh, mereka kembali kepada sang komandan/pelatih untuk meminta petunjuk. Mereka heran perintah/komando yang kedua sama dengan yang pertama yaitu: membunuh. Para pembunuh itu tetap mendapat kesulitan yang sama karena nurani mereka berteriak-teriak. Mereka tidak ingin membunuh. Kali ini mereka sendiri berusaha menjawab pertanyaan mereka sendiri sebab kalau perintah yang pertama sama dengan perintah kedua, sudah hampir pasti perintah ketiga akan sama dengan yang pertama dan kedua dan seterusnya. Mereka lalu dengan kalap membunuh setiap orang dari suku Tutsi dan suku Hutu yang ingin membela kawan-kawan sekampung (Tutsi) yang sudah hidup bersama selamaberabad-abad.
Cuci otak (brainwash)! Pekerjaan ini tidak seperti dilakukan di rumah sakit. Yang satu ini ditandai oleh teror, intimidasi dan terakhir selalu sama dengan yang pertama bunuh. Apakah kemanusiaan menegasi? Kalau ya, apakah negasi itu? Yang jelas bahwa dari banyak pilihan yang dihadapi manusia, kehidupan selalu bukan pilihan. Ia adalah keterberian alami kodrati. Ia ada sebelum kita memilih. Bahkan kematian pada satu titik bukanlah negasi dari kehidupan. Kematian adalah proses alami yang diterima oleh setiap orang yang hidup dan karena kematian itu begitu riil maka menghadapi kematian, manusia bersikap pasrah, membiarkan diri diuji, begitu kata The Book of Wisdom sampai layak bagiNya. Manusia bisa berharap kepada Tuhan agar tubuh yang terkulai dapat memperoleh jaminan yang abadi.
Joseph Pieper (2000) pernah berkata bahwa manusia sebenarnya meninggal setiap hari. Coba perhatikan keadaan di mana kita bergegas tidur kemudian tertidurlah kita sepanjang malam lalu kita bangun besok pagi tanpa tahu apa yang terjadi selama selang waktu tidur sampai bangun. (Mimpi? Siapa bilang dia bisa mengingat mimpi-mimpi sejak dia bisa mulai bermimpi). Ia menyebutnya sebagai ‘kematian kecil.’ Jadi kematian itu sebenarnya tidak perlu dibuat-buat. Dia ada setiap hari dan manusia memang akan mati. Cepat atau lambat. Paradoksnya adalah kapan?
Kini Tibo dan teman-teman sedang berada di depan kita. Apakah kita perlu bersyukur sesudah mereka dihukum mati? Apakah kita bersorak-sorai atas keberhasilan hukuman mati itu yang sudah ditunda beberapa kali dengan alasan teknis dan alasan teknis itu direduksi sedemikian rupa sehingga alasan itu tampak memenuhi format martabat (dignity) manusia. Dengan kata-kata apa kita akan berdoa kepada Tuhan? Bagaimana kalau kita berpikir bahwa Tuhan ternyata tidak bisa ditipu atau digurui dan pilihanNya untuk berpihak kepada manusia dengan jalan menciptakannya adalah suatu hadiah yang diperoleh manusia secara cuma-cuma tanpa pernah menuntut manusia untuk membayarnya kembali?
Ironi dalam kasus Tibo, Cs adalah bahwa para pembela dari Padma menunjukkan bahwa mereka tidak bersalah. Kemudian mereka bukan hanya dihukum tapi dihukum mati di depan para penegak hukum. Adakah sesuatu yang salah dalam proses hukum? Siapa yang sebetulnya harus memberikan pertanggungjawaban publik bahwa orang yang tidak bersalah bisa atau boleh dihukum mati? Dalam wacana publik macam manakah masyarakat dianjurkan untuk mencari perlindungan hukum? Adakah semacam komando terselubung di mana kebenaran harus ‘dicuci’ dengan keinginan komandan yang mungkin tidak puas atau merasa tidak aman oleh konflik/persoalan yang jika terbukti benar akan memantik kematiannya sendiri? Kita berhadapan dengan sebuah komando sekarang, tapi kita tidak tahu siapa yang sungguh akan bertanggung jawab ataumempertanggungjawabkan kebenaran ketiga orang yang menurut kuasa hukum mereka tidak bersalah?
Merunut pengadilan Tibo, Cs seperti yang diwacanakan ada kesan sedang terjadi akumulasi konflik dan konflik itu dipakai untuk memelihara para aktor intelektual yang sedang bertanding di luar arena. Jadi orang-orang yang disebut Tibo, Cs sebagai master mind sebetulnya adalah orang-orang pandai yang bisa memindahkan ‘pion-pion’ konflik dan memainkannya dengan membutuhkan sebuah judi dan judi itu harus cepat diselesaikan. Kapan judi berikut lagi tentu bukan sesuatu yang mengherankan dan luar biasa. Dan ini mengherankan sekaligus menggelisahkan, bahkan menakutkan karena di satu sisi hukum sebagai perisai sosial yang handal untuk mengakomodasi dan menyelesaikan pergeseran konflik sosial, kebenaran sebagai simbol perjuangan dan pelawanan tampak tidak menarik simpati lagi. Masyarakat dibuat sunyi. Mereka dilibatkan untuk menonton judi itu tapi dengan cara di mana mereka harus segera kecapaian sehingga tidak tahu siapa pemenang judi itu. Kebenaran sebagai cita-cita (idea) makhluk berakal budi yang bernama manusia telah digeser kepada suatu kedudukan yang mencemaskan. Kebenaran bukan hanya tidak bisa disuarakan lagi, tapi mulut pencari kebenaran sengaja disumbat dengan judi. Apakah ini tanda kematian sosial bersama sudah diambang pintu? Apakah kita setuju dengan Susan Sontag?
* Penulis,
rohaniwan Katolik,
tinggal di Amerika Serikat
Socrates, Yesus dan Tibo, Cs
Oleh Acry *
MEREKA ini di antara orang yang sudah dihukum mati atau akan dihukum mati karena suara terbanyak atau keinginan mayoritas dengan dalil demokrasi, hukum dan sebagainya. Demikian banyaknya tangan-tangan yang kelihatan dan yang tak kelihatan di balik hukum. Mereka menafsirkan hukum sesukanya untuk kepentingan tertentu sehingga keputusannya mendatangkan kontroversi sepanjang masa, malahan banyak keliru pada akhirnya. Dalam kenyataannya suara terbanyak atau suara mayoritas atau bahkan demokratis itu tidak selamanya baik dan benar. Di dunia ini mayoritas lokal itu cenderung angkuh, ceroboh dan mau menang sendiri dan tidak menyadari kalau ia mayoritas sekaligus minoritas dari ukuran yang lain.
Hanya sedikit orang yang baik di dunia ini. Hanya sedikit pemerintahan yang baik. Hanya sedikit hakim, jaksa, polisi, pengacara, pejabat mana pun yang baik. Tetapi yang baik itu pun sudah pasti tidak sempurna, apalagi yang tidak baik. Kalau lebih banyak orang baik tentu tak perlu banyak aturan. Aturan itu dibuat karena antaralain ada ketakutan para penguasa bahwa rakyat tidak akan secara permanen untuk setia padanya. Machiavelli berucap "bahwa semua manusia jahat dan bahwa mereka akan selalu condong pada kejahatan yang ada dalam pikirannya jika ada kesempatan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mereka tidak pernah melakukan kebaikan kecuali kewajiban memaksa mereka melakukan hal tersebut. Manusia tidak tahu terima kasih, pembohong yang lihai, sangat ingin menghindari bahaya dan iri dengan hasil yang dicapai orang lain. Mereka adalah binatang yang terutama didorong oleh kepentingan diri sendiri, ketamakan pribadi, ketakutan, kesombongan, dan nafsu akan kekuasaan" (Henry J. Schmandt, A History of Political Philosophy, 2002, h.254).
Pada abad ke-5 SM Socrates tidak setuju bila hukum dibuat untuk kepentingan raja. Ia mengajarkan kepada anak-anak muda bahwa hukum bukan untuk kepentingan penguasa tetapi untuk kesejahteraan rakyat. Karena ajarannya itu ia dianggap penghasut. Rame-rame menghukum dia kecuali anak-anak muda. Socrates bela diri mati-matian bahwa ia benar tetapi tetap dihukum dengan cara paksa minum racun oleh pemerintahan yang dikatakan paling demokratis untuk pertama kali ditemukan di dunia ini. Mayoritas dan penguasa puas sesaat dan seterusnya hanya menerima cercaan hingga hari ini. Murid kesayangannya, Plato, menulis buku pertama Apologia, berisi uraian tentang pembelaan terhadap gurunya Socrates yang dihukum mati. Kematian Socrates akhirnya menimbulkan kebencian terhadap paham/praktek demokrasi waktu itu di Athena. Aristoteles malahan menilai pemerintahan demokrasi itu adalah bentuk yang paling buruk sama dengan tirani. Menurutnya, lebih baik seorang raja yang bijaksana daripada menaikkan orang-orang miskin dan haus kekuasaan menjadi penguasa sebab mereka akan benar-benar mabok kekuasaan dan harta pada akhirnya.
Yesus lain lagi dan sengaja disandingkan di sini dari sisi manusianya. Tokoh dengan pengikut terbanyak di dunia ini malahan tidak mau bela diri ketika dijatuhi hukuman mati melalui demokrasi ala Yahudi. Hanya dengan yel yel "salibkanlah dia" mereka berhasil menghukum Yesus dan menyelamatkan Barabas yang terang benderang melakukan kejahatan. Pilatus terpaksa menyerah karena tekanan massa.
Tibo, Cs adalah korban konspirasi dan rekayasa (Gregor Neonbasu, Pos Kupang 19 /9/2006). Tim pembela pernah minta sekiranya terjadi pengadilan ulang agar jangan di Palu karena para penegak hukumnya mungkin tidak bebas di sana. Tibo Cs sudah membela diri mati-matian. Pembelaannya dibukukan dan diterbitkan Padma Indonesia dengan judul Jeritan Hati Nurani saya. "Saya tidak membunuh. Tangan saya bersih dari darah, karena itu saya mohon kepada Padma Indonesia dan semua orang yang punya hati, tolonglah saya dan kedua teman saya. Selamatkan kami. Saya masih berharap akan keajaiban Tuhan," tulis Tibo (Pos Kupang, 20/8/2006). Bila Gregor mengutip pandangan "as long as this is your choice, it’s ok" namun kalau saya bisa menyela saya akan katakan
"even if he want but that life not his right". Jadi sekiranya Tibo, Cs setuju pun kita harus halangi, apalagi mereka minta bantuan kita untuk menyelamatkan hidupnya. Jika mereka benar-benar jadi dibunuh oleh penguasa melalui pengadilan yang dikatakan sesat itu, maka itu harus tetap menjadi peringatan bagi kita sebagaimana ungkapan Kung Fu Tzu bahwa "Pemerintahan yang menindas lebih mengerikan dari harimau" (Bertrand Russell, 1988:211). Buatkan untuk mereka bertiga suatu tugu peringatan dengan tulisan "Ini orang sederhana berjiwa besar." Taruh di jalan besar antara Lewoleba dan Labuan Bajo dari mana mereka berasal atau dimana pun agar tetap dilihat oleh masyarakat setiap waktu.
Jadi antara Socrates, Yesus dan Tibo cs ada persamaan bahwa mereka ini korban dari konspirasi dan rekayasa elite serta desakan suara mayoritas. Ternyata suara terbanyak itu belum tentu benar dan baik. Democracy future?
* Penulis, Dosen Undana, Kupang

Tuesday, September 19, 2006

MANUSIA PURBA

MANUSIA PURBA

Di Indonesia : A. Pithecanthropus -erectus[1890, Desa Trinil, Jatim,E.Dubois] [1jt thn yg lalu ]-mojokertensis
Info : P.erectus- berjalan tegak, pemakan tumbuhan,belum kenal api
B. Meganthropus paleojavanicus Info: "raksasa Jawa",1941,Sangiran,Von Koenigswald,tertua di Ind
C. Homo -Soloensis Info: Ter Haar & Ir. Oppennoorth, Desa Ngandong, Lembah Bengawan Solo -Wajakensis[40000-25000 thn yg lalu][makanan dimasak]
Info:1889,E..Dubois,Desa Wajak,Tulungagung,Jatim, umbi-umbian
Di Luar IndonesiaA Sinanthropus/Pithecanthropus Pekinensis[ditemukan W.C.Pei, 1929,Beijing]
B Homo africanus[Dr. Leaky-Rhodesia, Tanzania, Aljazair]
C. Homo Piltdown (125000SM) [1991, Piltdown, Sussex, Inggris]
D. Homo Neanderthalensis (40000SM) [Neanderthal, Dusseldorf, Jerman]
E. Homo cro-magnon (20000SM) Nenek moyang bangsa Eropa --manusia tertua->homo sapiens [200000 thn yg lampau]

Fase Kehidupan
1 [Mikroorganisme,pisces,amphibia]
2 [dinosaurus]
3 [mamalia-manusia] Ras : mongoloid, negroid, Europid --batas prasejarah adalah sebelum manusia mengenal tulisan, batas prasejarah: Sumeria&Mesir[4000SM], Australia[awal abad ke-20], Indonesia[400M, dari prasasti Muara Kaman di KalTim]

KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PD JAMAN PRASEJARAH

Masa berburu dan meramu [foodgathering]Hidupnya nomaden, alat: kapak perimbas dan alat-alat serpih, disebut kebudayaan Paleolitikum. Telah menggunakan api
Masa bercocok tanam[food-producing]*keladi,ubi,pisang,padi
* Rumah panggung
* Alat-alat: 1. Kapak persegi, 2. kapak lonjong[Irja,Maluku,Sulut], 3. mata panah[Jatim,Sulsel], 4. gerabah.
* masyarakat peladang-nomaden, masyarakat bersawah-menetap/sedenter
Masa perundagian [pertukangan]--kebudayaan perunggu
Barang-barang dari perunggu:
1. Nekaratambur besardianggap sucidi P.Alor dsb mokoP.Sangeang
2. Kapak Perunggu/kapak sepatu/kapak corong Sulteng,sulsel,P.Selayar, Danau Sentani-Irja, Sumatra, Jawa Bali.
3. Benda lainuang, perhiasan Teknik pembuatan barang perunggu adl cara cetak tuang

--kebudayaan Megalitik/batu besar
bangunan2x besar
1. Menhir-tiang batu sbg tanda peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang
2. Dolmen-meja batu tempat pemujaan
3. Sarkofagus-makam dari batu utuh
4. Peti kubur batu-dari lempeng batu
5. Punden berundak-bangunan pemujaan
6. Waruga-peti kubur batukecil, berbentuk kubus tertutup
7.Patung-patung-umumnya hanya patung kepala saja --Rumah mereka adalah rumah panggung, seperti yang terdapat di Dayak dan Kubu-Sumatra, dan suku Baduy-Banten Selatan, juga terdapat di pantai pada masy. nelayan "Kampung Laut"
MIGRASI RUMPUN MELAYU AUSTRONESIA* Tadinya hidup di Indo-Cina[Vietnam], kemudian mencari daerah yg lebih luas dengan perahu bercadik[bersayap].
* 2000-300SM perpindahan Melayu Autronesia dari Teluk tonkin ke pulau2x nusantara melalui 2 jalur:1. Selatan[penyebaran kebudayaan kapak persegi] 2. utara[penyebaran kebudayaan kapak lonjong.
* Wilayah penyebaran rumpun Melayu Austronesia: Kep. Indonesia, Kep. Malaysia, Kep.Mikronesia. Kep Polinesia. Wil ini dr P.Madagaskar-P. Paskah --Kepercayaan nenek moyang: Animisme & dinamisme
Bangsa Ind sudah memiliki kebudayaan yang tinggi menjelang jaman sejarah:
1bercocok tanam padi dengan pengairan teratur 2mengenal musim 3pengetahuan perbintangan 4rumah panggung 5perahu bercadik 6dasar2x pertunjukan wayang 7menghasilkan keb. batu besar.
*Jadi kehidupan masy. Ind saat itu-> a. Mayarakat agraris religius b. Memiliki peradaban&kebudayaan tinggi c. Hidup dlm kel2x suku d. Azas kekeluargaan gaotong-royong, musyawarah mufakat e. Masyarakat komunal
Bab2 Kerajaan-kerajaan Indonesia Bercorak Hindu-Budha
KERAJAAN-KERAJAAN TERTUA
Kerajaan Kutai-kerajaan tertua di IndonesiaSumber sejarah: Prasati Yupa[ditulis dengan huruf Pallawa].
Isi:
1. Raja Mulawarman pernah mengadakan upacara kurban
2. Silsilah raja-raja
3. Yang dimaksud Wangsakerta adalah Aswawarman Raja-raja Kutai org Ind asli dgn nama Sansekerta dan agama Hindu

Kerajaan Tarumanegara-kerajaan tertua kedua di IndonesiaSekitar 450M diperintah oleh Purnawarman[dsb penjelmaan Wisnu]
Sumber sejarah
1. Prasasti Batutulis "..bahwa kakinya sanggup menginjak dan memusnahkan kota2x musuh, membawa rahmat dan bahagia kepada raja2x yang mau tunduk kepadanya"
2. Prasasti Tugu-Raja Isi: Purnawarman pernah memerintahkan pula menggali saluran terusan sungai dari Bekasi-Pelabuhan Sunda Kelapa sepanjang 2km dan selesai dalam waktu 21 hari. Saluran ini utk jalan kapal menuju pedalaman dan untuk sistem pengairan
3. Prasasti Lebak,
4. Prasasti Muara Ciaten,
5. Prasasti Ciaruteun
6. Prasasti Pasir Awi,
7. Prasasti Jandre,
8. Prasasti Kebon Kopi pada umumnya prasasti2x ini mewartakan kebesaran raja Purnawarman pusat kerajaan Tarumanegara adalah di daerah subur Sungai Citarum-Bekasi Keistimewaan: pernah dikunjungi Fa Hien, seorang pendeta Budha Cina yg singgah 5 bulan di P.jawa dari India krn kapalnya kena badai.
Kerajaan Kaling [Ho-ling] (650M)* Diperintah oleh Ratu Sima yang mengutamakan kejuuran
* I-tsing, pendeta Budha Cina berkata bahwa Hwing pernah tinggal di Ho-ling utk menerjemahkan kitab suci Hinayana dgn bantuan pendeta Jnanabhadra.
* Kerajaan Kanjuruhan [Jawa TimurHindu ShiwaMalangAbad ke-8]
* Sumber sejarah: Piagam Dinoyo[760M] [Raja Gayana memerintahkan untuk mendirikan Patung Resi Agastya yang peresmiannya disertai upacara kurban & dipimpin oleh Brahmana, saat itu Agastya yang dianggap sakti di India Selatan.]
KERAJAAN MATARAM LAMA DAN ARTI PENTINGNYA
Dinasti Sanjaya [pertama] [732-778] -Jateng Utara1. Sanjaya[putra Sanna] -beragama Syiwa -menurut Prasasti Kedu ia adalah pangkal silsilah dgn gelar "Raka I Mataram"
2. Panangkaran "Raka i Panangkaran" di daerah Bagelen dan Yogya timbul kerajaan baru di bawah kekuasaan Dinasti Syailendra-Budha.
3. 778M Syailendra menakhlukkan Mataram. Rajanya Bhanu, Wisnu,Indra. Diketahui dari Piagam Manjusri.
-----------------------------masa Dinasti Syailendra----------------------------------1. Candi Kalasan,didirikan Raja Panamkaran atas perintah R. Syailendra
2. Candi Sari, bertingkat 2
3. Candi Mendut, Pawon, Borobudur[mrp 1 kesatuan didirikanSamarattungga825M]
4. Ker. Sanjaya menjadi kuat kembali dengan wafatnya Samarottungga, raja Sanjaya saat itu adalah Raka I Pikatan yg menikah dgn putri Samarottungga; sehingga candi Prambanan adalah candi Hindu satu2xnya di selatan
5. Balaputradewa[putramahkota Syailendra] diusir Pikatan ke Sumatra.
6. Balaputradewa jd raja di Sriwijaya
Jadi ada 2 ker besar di Ind: i) Mataram di Jateng[dipimpin raja2x dr Wangsajaya yg beragama Syiwa]
ii) Sriwijaya di Sumatera&Semenanjung Melayu.
-----------------------------------Dinasti Sanjaya kedua-------------------------------------1. Pemerintah: Raja Balitung
2. Candi termegah: Lorojongrang[900M]dibangun atas perintah Raja Balitung, tapi diselesaikan Daksya, anaknya. Terdapat patung Durga/Lorojongrang[istri Shiwa] dan patung Ganesha[putra Shiwa]
3. Pada candi Prambanan terdapat relief Ramayana.
4. Tingkatan candi Borobudur: Kamadatu, Rupadhatu, Arupadhatu
5. Daftar Balitung[berisi silsilah nama raja2x dinasti Sanjaya]
6. Mpu Sindok memindahkan ibukota ke daerah subur S. Brantas, Jatim
-------------------------Kerajaan Sriwijaya--------------------------1. Pusat kerajaan terletak di pertemuan S. Kampar kiri dan kanan[Minanga Tamwan]
2. Rajanya Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Kemudian kekuasaan mengembang ke daerah Jambi, P.Bangka, dan Kerajaan Tulang Bawang, Lampung. Setelah ekspansi ke selatan ibukota dipindah ke S. Musi[Palembang]
3. Untuk menguasai perdagangan di Tanah Genting Kra, Sriwijaya menduduki Semenanjung Malaya dan mendirikan Pangkalan di Ligor. Selain itu kerajaan Puni[Kalbar] juga dikuasai.
4. Wilayah kekuasaan: Selat Malaka[perd Cina-India], Karimata, Sunda
5. 850M-Ker Sriwijaya dipimpin Raja Balaputradewa[menurut piagam Linggapala ia mendirikan asrama di Benggala utk tempat tinggal pelajar Universitas Nalanda]
6. Linggapala Sriwijaya ditemukan di Kanton, Cina. Semua piagam Sriwijaya tertulis dalam bahasa Melayu Kuno campur Sansekerta.
7. Sriwijaya mrpk pusat agama Budha Asia Tenggara. Guru besar India yg pernah datang: Sakyakirti, I Tsing(dari Cina).
8.Sebab kemunduran:
*Mendapat serangan dr Kerajaan Colamandala, India
*Raja yg memerintah ditawan
*Kerajaan bawahan melepaskan diri.
----------------------------Kerajaan Medang Jawa timur---------------------------*Pusat pelabuhan: Ujung Galuh, Muara Sungai Berantas
*Didirikan oleh Mpu Sindok/Raka I Halu/Raka I Hino/Sri Isyana[stl berkuasa]
*990M Teguh Dharmawangsa: politik persahabatan dengan raja2x Bali dgn jalan melaksanakan pernikahan putra Raja Udayana dg putrinya.
*1016M Pralaya Medang kerusuhan saat pesta negara. Erlangga beserta keluaraga dan Narottama, pengiringnya selamat
*1019-1042 Erlangga. Jasa-jasa: +mempersatukan Medang dr reruntuhan Pralaya Medang +Bendungan Waringin Petu/Wringin Sapta +Pelabuhan Ujung Galuh +dlm bid sastra:Kitab Arjunawiwaha-Mpu Kanwa ttg Arjuna kawin dgn bidadari Supraba +Menulis Prasasti Kalkuta/Piagam Surabaya[silsilah raja2x Dinasti Isyana
*Erlangga meninggal lalu dicandikan di Candi Belahan di lereng G Penanggulan dlm wujud Wisnu di atas Jatayu
-------------------------------Kerajaan Kediri-Jenggala------------------------------*Merupakan kerajaan Erlangga yang dibagi oleh Mpu Baradah utk mencegah pertikaian antara kedua putranya.
*Raja terbesar: Jayabaya. Memiliki keistimewaan: +Ramalan Jayabaya +Moksa +Mentransfer kesaktian +Laksamana Sarvajala menjelajahi daerah2x perairan Ind barat dan timur
*Kediri adl neg yg teratur, telah menggunakan uang emas dan pajak yg teratur
Kitab-kitab masa Kediri
Karangan
Bharatayudha
Mpu Sedah & Mpu Panuluh
Smaradahana
Mpu Darmadja
Gatotkaca Sraya
Mpu Panuluh
----------------------------Kerajaan Singasari 1222-1292--------------------------*Tunggul Ametung dibunuh Ken Arok di desa Ganten

*Ken Arok mendirikan dinasti Girindrawangsa di Singasari
*Tunggul Ametung dibunuh dgn keris Kebo Ijo, hingga Kebo Ijo yang dihukum mati
*Ranggawuni=Wisnuwardhana[yg mengantar Singasari ke puncak kejayaan]
*Sumber sejarah[kitab Pararaton, Negarakertagama]
*Candi2x peninggalan: Candi Singasari[makam Kertanegara]; Candi Jago[makam Anusapati]; Candi Katang Lumbung[Tohjaya]
*Ken Dedes = Arca Prajna Paramitha
*Keris Mpu Gandring membunuh 7 keturunan Ken Arok
*Runtuhnya Singasari disebabkan oleh: diserang Jayakatwang
*Raja terbesar adalah Kertanegara, karena: +Mengusir Cina[Kubilai Khan] +Ekspedisi Pamalayu[mengikat kerjasama dengan Melayu]
---------------------------------Kerajaan Majapahit---------------------------------*didirikan Raden Wijaya. Ia mendirikan dinasti Rajasa.
*Tentara Mongol milik Kubilai Khan datang, tapi Kertanegara sudah meninggal, maka Wijaya menyarankan mereka supaya menyerang Jayakatwang saja, maka setelah Jayakatwang kalah, Wijaya balik menyerang Mongol dan Mongol kalah, hingga ia menjadi raja.
*gelarnya-Kertarajasa Jayawardhana[1293-1390].
*Aria Wiraraja- diberi kekuasaan dari Lumajang-Blambangan; Ranggalawe-bupati Tuban, Nambi[putra Wiraraja]-Patih Majapahit; Sora-Bupati Kediri; Mpu Tancha-Tabib istana; Semi&Kuti pejabat tinggi istana.
*R. Wijaya diganti Jayanegara. Dlm pemerintahannya banyak pemberontakan --Pemberontakan yg paling berbahaya adl pemberontakan Kuti -- digagalkan Patih Gajah Mada. Gajah mada diangkat jadi Patih Kahuripan
*Jayanegara diganti Ratu Tribuwanatunggadewi. Putri R.Wijaya dg Dewi Gayatri
*Timbul pemberontakan Sadeng-digagalkan Gajah M->jadi Mahapatih.
*Raja Hayam Wuruk[raja terbesar] >Perang Bubut; Sumpah Palapa
*Karya Sastra: 1. Kitab Negarakertagama[Empu Prapanca]; 2. Sutasoma[Empu Tantular]; 3. Kutarawarman.
*Sebab keruntuhan Majapahit: 1. Perang Paregreg 2. Tak ada regenerasi pimpinan 3. Adanya pemisahan diri dari negara-negara bawahan
------------------------------------Kerajaan Di Bali------------------------------------*Khesari Warmadewa, Udayana, Anak Wungsu, Sri Jayasakti
*kasta masyarakat di Bali adalah kasta Hindu.

Sunday, September 17, 2006

Hukuman mati masih populer di Asia

Hukuman mati masih populer di Asia
03 Dec 2005 10:45 pm

SINGAPURA - Hingga sejauh ini Cina memimpin dunia dalam soal hukuman mati, sementara mayoritas pemerintahan di Asia menerapkan hukuman mati dengan cara ditembak, suntik mati atau digantung.
Singapura, tempat seorang warganegara Australia digantung Jumat (2/12), memiliki tingkat hukuman mati per kapita tertinggi di dunia, demikian menurut Amnesti Internasional, sekalipun negara kota itu diketahui hanya melaksanakan delapan eksekusi pada 2004.
Cina menolak mengungkapkan angka yang persis untuk eksekusi, namun sebanyak 10.000 orang diduga dihukum mati setiap tahunnya, jauh lebih banyak dari bagian dunia lainnya digabung menjadi satu.
Paling tidak 3.400 orang diketahui telah dieksekusi pada 2004 di Cina, dengan cara peluru diarahkan ke bagian belakang terpidana mati. Namun cara ini lambat laun diganti dengan suntikan mati.
Hukuman mati banyak digunakan di Vietnam, tempat setidaknya 115 orang dihukum mati dan 82 orang diekseksi pada 2004 di depan regu tembak.
Pemerintah komunis itu kabarnya sedang mempertimbangkan suntikan maut, karena tembakan para anggota regu tembak sering meleset, akibat regu tembak dilanda ketegangan sebelum menarik picu senjata mereka.
Indonesia dan Malaysia
Pengedar obat bius terancam hukuman mati wajib di Malaysia dan negara jiran itu telah menggantung 229 orang akibat pelanggaran itu dalam 30 tahun terakhir.
Amnesti Internasional menyatakan lebih dari 66 orang diduga kini menanti hukuman mati di Indonesia, tempat sedikitnya tiga orang dieksekusi pada tahun lalu dan dua orang pada tahun ini. Seluruh eksekusi itu dilakukan oleh regu tembak.
Menurut Amnesti Internasional, Iran menghukum mati 159 orang dan Amerika Serikat 59 orang pada 2004. Dengan demikian, Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak melaksanakan hukuman mati di luar Asia Hukuman mati telah dihapus di Nepal pada 1997. Eksekusi terakhir terjadi pada 1979. Bhutan juga melarang hukuman mati pada 2004 dan praktek tersebut juga dilarang di Kamboja.
Ke-1.000 di AS
Sementara itu Amerika Serikat, Jumat dinihari waktu setempat, melaksanakan hukuman mati ke-1.000 sejak hukuman tersebut diberlakukan kembali 1976. Saat itu, Kenneth Boyd diberikan suntikan mematikan di satu penjara Karolina Utara, kata pemerintah. “Sipir penjara Marvin Polk mengumumkan Boyd meninggal pukul 02:15 (14:15 WIB),” kata Departemen Koreksi Karolina Utara dalam suatu pernyataan.
Permohonan pengampuan pada saat terakhir ditolah oleh pengadilan AS di gubernur Karolina Utara. Boyd (57) dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati pada 1994 atas pembunuhan yang dilakukannnya enam tahun sebelumnya terhadap istri dan ayah mertuanya.
Mahkamah Agung AS mengizinkan pelaksanaan kembali hukuman mati pada 1976, menyusul moratorium selama 10 tahun. Sejak itu, 832 terpidana mati telah menjalani hukuman mati mereka dengan suntikan mati, 152 melalui sengatan listrik, 11 di kamar gas, tiga digantung dan dua ditembak.Hukuman mati diberlakukan di 38 dari 50 negara bagian AS.ant/afp-dq

SEJARAH NUSA TENGGARA TIMUR

Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942)
Pada masa sesudah tahun 1900, kerajaan-kerajaan yang ada di Nusa Tenggara Timur pada umumnya telah berubah status menjadi status menjadi Swapraja. Swapraja-swapraja tersebut, 10 berada di Pulau Timor ( Kupang, Amarasi, Fatuleu, Amfoang, Molo, Amanuban, Amanatun, Mio mafo, Biboki, Insana) satu di pulau Rote, satu di pulau Sabu, 15 di pulau Sumba ( Kanatang, Lewa-Kanbera, Takundung, Melolo, Rendi Mangili, Wei jelu, Masukaren, Laura, Waijewa, Kodi-Laula, Membora, Umbu Ratunggay, Ana Kalang, Wanokaka, Lambaja), sembilan di pulau Flores (Ende, Lio, Larantuka, Adonara, Sikka, Angada, Riung, Nage Keo, Manggarai), tujuh di pulau Alor-Pantar (Alor, Baranusa, Pantar, Matahari Naik, Kolana, Batu lolang, Purema).Swapraja-swapraja tersebut terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang wilayahnya lebih kecil. Wilayah-wilayah kecil itu disebut Kafetoran-kafetoran.

Zaman Pemerintahan Hindia Belanda
Wilayah Nusa Tenggara Timur pada waktu itu merupakan wilayah hukum dari keresidenan Timor dan daerah takluknya. Keresidenan Timor dan daerah bagian barat (Timor Indonesia pada waktu itu, Flores, Sumba, Sumbawa serta pulau-pulau kecil sekitarnya seperti Rote, Sabu, Alor, Pantar, Lomblen, Adonara, Solor).Keresidenan Timor dan daerah takluknya berpusat di Kupang, yang memiliki wilayah terdiri dari tiga affdeling (Timor, Flores, Sumba dan Sumbawa), 15 onderafdeeling dan 48 Swapraja. Afdeeling Timor dan pulau-pulau terdiri dari 6 onderafdeeling dengan ibukotanya di Kupang. Afdeeling Flores terdiri dari 5 onder afdeeling dengan ibukotanya di Ende. Yang ketiga adalah Afdeeling Sumbawa dan Sumba dengan ibukota di Raba (Bima). Afdeeling Sumbawa dan Sumba ini tediri dari 4 oder afdeeling.Keresidenan Timor dan daerah takluknya dipimpin oleh seorang residen, sedangkan afdeeling di pimpin oleh seorang asisten residen. Asisten residen ini membawahi Kontrolir atau Controleur dan Geraghebber sebagai pemimpin Onder afdeeling. Asisten residen , kontrolir dan gezaghebber adalah pamong praja Kolonial Belanda. Para kepala onder afdeeling yakni kontrolir dibantu oleh pamong praja bumi putra ber pangkat Bestuurs assistant. (Ch. Kana, 1969,hal . 49-51).

Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pada tanggal 8 Maret 1942 komando angkatan perang Belanda di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian secara resmi Jepang menggantikan Belanda sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia. Untuk Indonesia bagian timur termasuk wilayah Indonesia. Bagian Timur wilayah NTT berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang (Kaigun) yang berkedudukan di Makasar. Adapun dalam rangka menjalankan pemerintahan di daerah yang diduduki Kaigun menyusun pemerintahannya. Untuk wilayah Indonesia bagian Timur dikepalai oleh Minseifu yang berkedudukan di Makasar. Di bawah Minseifu adalah Minseibu yang untuk daerah Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam Sjoo Sunda Shu (Sunda Kecil) yang berada di bawah pimpinan Minseifu Cokan Yang berkedudukan di Singaraja.Disamping Minseibu Cokan terdapat dewan perwakilan rakyat yang disebut Syoo Sunda Sukai Yin. Dewan ini juga berpusat di Singaraja. Diantaranya anggota dewan ini yang berasal dari Nusa Tenggara Timur adalah raja Amarasi H.A. Koroh dan I.H. Doko. Untuk pemerintahan di daerah-daerah nampaknya tidak banyak mengalami perubahan, hanya istilah-istilah saja yang diruba. Bekas wilayah afdeeling dirubah menjadi Ken dan di NTT ada tiga Ken yakni Timor Ken, Flores Ken dan Sumba Ken. Ken ini masing-masing dikepalai oleh Ken Kanrikan. Sedangkan tiap Ken terdiri dari beberapa Bunken (sama dengan wilayah onder afdeeling) yang dikepalai dengan Bunken Karikan. Di bawah wilayah Bunken adalah swapraja-swapraja yang dikepalai oleh raja-raja dan pemerintahan swapraja ke bawah sampai ke rakyat tidak mengalami perubahan.
Zaman Kemerdekaan (1945-1975).
Setelah Jepang menyerah, Kepala Pemerintahan Jepang (Ken Kanrikan) di Kupang memutuskan untuk menyerahkan pemerintahan atas Kota Kupang kepada tiga orang yakni Dr.A.Gakeler sebagai walikota, Tom Pello dan I.H.Doko. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena pasukan NICA segera mengambil alih pemerintahan sipil di NTT, dimana susunan pemerintahan dan pejabat-pejabatnya sebagian besar adalah pejabat Belanda sebelum perang dunia II. Dengan demikian NTT menjadi daerah kekuasaan Belanda lagi, sistem pemerintahan sebelum masa perang ditegakkan kembali. Pada tahun 1945 kaum pergerakan secara sembunyi-sembunyi telah mengetahui perjuangan Republik Indonesia melalui radio. Oleh karena itu kaum pegerakan menghidupkan kembali Partai Perserikatan Kebangsaan Timor yang berdiri sejak tahun 1937 dan kemudian berubah menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).Perjuangan politik terus berlanjut, sampai pada tahun 1950 dimulai pase baru dengan dihapusnya dewan raja-raja. Pada bulan Mei 1951 Menteri Dalam Negeri NIT mengangkat Y.S. Amalo menjadi Kepala Daeraah Timor dan kepulauannya menggantikan H.A.Koroh yang wafat pada tanggal 30 Maret 1951. Pada waktu itu daerah Nusa Tenggara Timur termasuk dalam wilayah Propinsi Sunda Kecil.Berdasarkan atas keinginan serta hasrat dari rakyat Daerah Nusa Tenggara, dalam bentuk resolusi, mosi, pernyataan dan delegasi-delegasi kepada Pemerintahan Pusat dan Panitia Pembagian Daerah yang dibentuk dengan Keputusan Presiden No.202/ 1956 perihal Nusa Tenggara, pemerintah berpendapat suda tiba saatnya untuk membagi daerah Propinsi Nusa Tenggara termasuk dalam Peraturan Pemerintahan RIS no. 21 tahun 1950, (Lembaran Negara RIS tahun 1950 No.59) menjadi tiga daerah tingkat I dimaksud oleh undang-undang No.I tahun 1957. Akhirnya berdasarkan undang-undang No.64/1958 propinsi Nusa Tenggara di pecah menjadi Daerah Swa tantra Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur meliputi daerah Flores, Sumba dan Timor.Berdasarkan undang-undang No.69/ 1958 tentang pembentukan daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, maka daerah Swa tantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dibagi menjadi 12 Daerah Swatantra Tingkat II ( Monografi NTT, 1975, hal. 297). Adapun daerah swatantra tingkat II yang ada tersebut adalah : Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Angada, Ende, Sikka, Flores Timur, Alor, Kupang, Timo Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu.Dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Daswati I Nusa Tenggara Timur tertanggal 28 Februari 1962 No.Pem.66/1/2 yo tanggal 2 juli 1962 tentang pembentukan kecamatan di Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur, maka secara de facto mulai tanggal 1Juli 1962 swapraja-swapraja dihapuskan (Monografi NTT, Ibid, hal. 306). Sedangkan secara de jure baru mulai tanggal 1 September 1965 dengan berlakunya undang-undang no. 18 tahun 1965 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah. Pada saat itu juga sebutan Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur dirubah menjadi Propinsi Nusa Tenggara Timur, sedangkan Daerah Swatantra Tingkat II dirubah menjadi Kabupaten.Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur di Kupang, tanggal 20 Juli 1963 No.66/1/32 mengenai pembentukan kecamatan , maka Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan 12 Daerah Tingkat II dibagi menjadi 90 kecamatan dan 4.555 desa tradisional, yakni desa yang bersifat kesatuan geneologis yang kemudian dirubah menjadi desa gaya baru.Pada tahun 2003 wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 16 Kabupaten dan Satu Kota . Kabupaten-kabupaten dan Kota tersebut adalah : Sumba Barat, Sumba Timur, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara , Belu, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Angada, Manggarai, Rote Ndao, Manggarai Barat dan Kota Kupang. Dari 16 Kabupaten dan satu kota tersebut terbagi dalam 197 kecamatan dan 2.585 desa/kelurahan.(Disarikan dari buku " Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur " Proyek Penelitian dan Pencetakan Kebudayaan Daerah 1977/1978).